PR BEKASI - Pascaledakan yang terjadi di Beirut Lebanon pada 20 hari lalu, Kuwait berkomitmen akan membangun kembali fasilitas gudang penyimpanan padi-padian atau silo terbesar yang dimiliki Lebanon sebelum terjadi ledakan.
Hancurnya fasilitas gudanh penyimpanan berkapasitas 120.000 ton yang menjadi titik masuk utama pangan impor tersebu, membuat para pengimpor di Kuwait harus mengandalkan gudang milik swasta yang lebih kecil untuk menyimpan gandum mereka.
Duta Besar Kuwait untuk Lebanon Abdulaal al-Qenaie mengatakan kepada radio lokal, VdL, pada Minggu, 23 Agustus 2020 bahwa silo yang hancur itu dibangun pertama kali pada 1969 dengan pinjaman pembangunan dari Kuwait.
Baca Juga: Yakin Virus Corona Lebih Cepat Selesai daripada Flu Spanyol, WHO: Kita Punya Teknologi Lebih Baik
Dan sekarang Kuwait akan membangun kembali silo tersebut.
"Bagaimana menjaga hubungan antara dua negara bersaudara yang menghormati satu sama lain," kata Qenaie yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Gulf News.
"Kuwait sebelumnya telah berkomitmen untuk memberi bantuan kepada Lebanon sebesar 41 juta dolar, dengan rincian sebesar 30 juta dolar dalam komitmen sebelumnya dan 11 juta dolar untuk bantuan, medis, dan bantuan makanan," ucap utusan itu
Menteri Ekonomi Lebanon, Raoul Nehme menjamin kepada publik bahwa tidak akan terjadi krisis tepung atau roti di negara itu, yang kebanyakan gandum, sebagai bahan baku makanan utama, diimpor dari luar negeri.
Baca Juga: Hasil Playoff NBA: Celtics Sapu Bersih 76ers, Luka Doncic Pimpin Mavericks Tumbangkan Clippers