PR BEKASI - Seorang tentara anggota pasukan khusus India asal Tibet dilaporkan tewas dalam konfrontasi perbatasan terbaru antara India dan Tiongkok di pegunungan Himalaya yang diperebutkan, sejak Sabtu, 29 Agustus 2020 lalu.
Hal ini memicu kekhawatiran akan konfrontasi militer yang lebih luas antara dua negara besar tersebut.
Kematian tersebut adalah yang pertama dilaporkan dari dua insiden yang terjadi dalam waktu 48 jam di perbatasan, dua bulan setelah pertempuran yang menewaskan sedikitnya 20 tentara India.
Baca Juga: Pengembangan Vaksin Telah Capai 50 Persen, Bamsoet: Pastikan Vaksin Aman Digunakan oleh Manusia
India dan Tiongkok, yang berperang di perbatasan pada tahun 1962, masing-masing menuduh satu sama lain mencoba melintasi perbatasan tidak resmi mereka di wilayah Ladakh dalam upaya untuk mendapatkan wilayah.
Pemerintah India belum mengomentari laporan kematian itu, tetapi Namgyal Dolkar Lhagyari, seorang anggota Parlemen Tibet di pengasingan, mengatakan tentara asal Tibet itu korban pertempuran pada Sabtu malam. Dia tidak mengidentifikasi nama prajurit itu.
"Ada banyak anggota pasukan khusus perbatasan dai etnis Tibet yang menentang klaim Tiongkok atas wilayah asalnya, mereka banyak dikabarkan terluka pada pertemputan itu," Kata Namgyal, Selasa, 1 September 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera.
Baca Juga: Tepis Ancaman Radikalisme dan Terorisme, Ma'ruf Amin: LDII Harus Turut Jaga Kerukunan Umat
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, bagaimanapun, mengatakan pada hari Rabu, 2 September 2020, bahwa tidak ada tentara India yang tewas dalam gejolak terbaru di perbatasan mereka.