Dimaafkan Keluarga Korban, Pembunuh Jamal Khashoggi Divonis Penjara 20 Tahun

- 8 September 2020, 11:12 WIB
 Demonstran memegang foto wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi selama demonstrasi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa, 9 Oktober 2018. /Reuters/
Demonstran memegang foto wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi selama demonstrasi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa, 9 Oktober 2018. /Reuters/ /

 

PR BEKASI – Pengadilan Arab Saudi pada Senin, 7 September 2020 menjatuhkan vonis tujuh sampai 20 tahun penjara kepada delapan orang atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi, empat bulan setelah pihak keluarga memaafkan para pelaku dan membatalkan hukuman mati.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, persidangan itu dikritik oleh pejabat PBB dan pegiat HAM, mereke menyebutkan bahwa otak di balik pembunuhan wartawan Arab Saudi tersebut masih berkeliaran.

Disebutkan bahwa Jamal Khashoggi terakhir kali terlihat di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018, ketika hendak mengambil dokumen pernikahannya.

Baca Juga: Polisi: Beberapa Artis Kerap Jadikan Masa Pandemi Covid-19 sebagai Alasan Konsumsi Narkoba

Kemudian ada laporan yang mengatakan bahwa Jamal Khashoggi sudah dimutilasi dan disingkirkan dari gedung tersebut, namun sampai kini keberadaan jasadnya masih misterius.

Pembunuhan Jamal Khashoggi rupanya menuai kecaman global sekaligus mencoreng citra reformis Putra Mahkota Mohammed, penguasa de facto kerajaan yang juga putra dari Raja Salman.

Media pemerintah melaporkan bahwa lima orang divonis 20 tahun penjara, satu orang 10 tahun penjara, dan dua lainnya 7 tahun penjara atas pembunuhan Jamal Khashoggi.

Baca Juga: 13 Peti Mati Berusia 2,500 Tahun Ditemukan dalam Kondisi Tersegel di Pekuburan Saqqara Mesir

Setelah putusan tersebut, tunangan Jamal Khashoggi, Hatice Cengiz, menuturkan bahwa delapan orang yang dijebloskan ke penjara bukanlah satu-satunya yang bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal Khashoggi.

"Otoritas Arab Saudi menutup kasus tersebut tanpa dunia mengetahui kebenaran tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematian Jamal," katanya.

Pada Desember, pengadilan telah memvonis mati lima orang dan menjatuhkan hukuman penjara kepada tiga orang lainnya, dengan mengatakan pembunuhan tersebut tidak direncanakan, namun dilakukan secara mendadak.

Baca Juga: Gara-gara Covid-19, Aung San Suu Kyi Gagal Kampanye Perdana di Myanmar

Putusan pengadilan Arab Saudi dalam kasus pembunuhan tersebut jauh dari ekspektasi Turki, menurut direktur komunikasi kepresidenan, Fahrettin Altun.

Dirinya mendesak otoritas Arab Saudi bekerja sama dalam penyelidikan Turki.

"Kami masih belum mengetahui apa yang terjadi dengan jasad Jamal Khashoggi, siapa yang menginginkan dia mati atau apakah ada kolaborator setempat yang meragukan kredibilitas proses hukum di KSA," katanya.

Baca Juga: Fakta Atau Hoaks: Tiongkok Disebut Telah Membangun Pangkalan Militer di Indonesia

Turki sebelumnya telah menggelar persidangannya sendiri terhadap para tersangka pada Juli.

Hubungan Ankara dengan Riyadh dikabarkan memanas setelah pembunuhan Jamal Khashoggi, dikarenakan dia adalah teman dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Baca Juga: Setelah Diduga Diracun Novichok, Alexei Navalny Kini Tidak Lagi Koma

Jamal Khashoggi adalah warga negara Arab Saudi yang mengasingkan diri ke Amerika Serikat dan menulis untuk koran Washington Post mengenai kritik terhadap pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Dia mulai mengkritik tanah kelahirannya setelah Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman mulai melancarkan tindakan keras terhadap aktivis hak asasi manusia, penulis, dan kritikus Arab Saudi atas serangan ke Yaman.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x