Pascaperang Israel - Palestina, Kasus Islamofobia Meningkat di London Inggris

- 21 Oktober 2023, 07:13 WIB
Ilustrasi demonstran memprotes Islamofobia. Kasus rasial meningkat di London, Inggris, usai perang Israel - Palestina.
Ilustrasi demonstran memprotes Islamofobia. Kasus rasial meningkat di London, Inggris, usai perang Israel - Palestina. /Reuters/GONZALO FUENTES/

PATRIOT BEKASI - Polisi Metropolitan London menyatakan bahwa ada peningkatan kejahatan kebencian Islamofobia di ibu kota Inggris hingga mencapai 140 persen sejak perang antara Israel dan Palestina.

Menurut catatan Kepolisian Metropolitan, antara tanggal 1 sampai 18 Oktober 2023, sudah ada 103 insiden terkait Islamofobia di London, angka tersebut naik 42 insiden dari tahun lalu di periode yang sama.

Mereka menyatakan bahwa seorang pria pun telah ditangkap karena diduga menjadi pelaku grafiti bernada Islamofobia di halte bus di New Malden dan Raynes Park, London selatan.

Baca Juga: Teori One Piece, Rocks Punya Hubungan dengan Im Sama? Ini Harga Buronan Sosok yang Disebut Bajak Laut Terkuat

“Sayangnya, meskipun kehadiran petugas meningkat, kami melihat peningkatan signifikan dalam kejahatan rasial di seluruh London,” kata polisi saat memberikan pernyataan pada Jumat, 20 Oktober 2023.

"Ini termasuk pelecehan yang ditujukan pada individu atau kelompok secara langsung atau online, tindakan kriminal yang bermotif ras atau agama, dan pelanggaran lainnya," sambungnya.

Sementara itu, organisasi TellMama yang memantau insiden anti-Muslim, menyebut ada 200 kasus yang mereka terima hingga 16 Oktober lalu.

Sementara itu, Walikota London Sadiq Khan juga menegaskan bahwa perang di Gaza berdampak langsung terhadap London dan warganya, dengan meningkatnya kasus Islamofobia dan anti-semitisme yang menjijikkan terlihat di ibu kota Inggris tersebut.

Baca Juga: Sukseskan Pemilu 2024, Polda Metro Jaya bersama Forkopimda hingga Bawaslu Kabupaten Bekasi Siap Bersinergi

Polisi mengatakan ada 218 pelanggaran anti-semit antara 1 dan 18 Oktober, dibandingkan dengan 15 pelanggaran pada periode yang sama pada tahun 2022.

Sebagaimana diberitakan, rezim Israel melancarkan kampanye pemboman mematikan di Jalur Gaza setelah kelompok perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa melawan rezim pendudukan.

Menurut angka dari Kementerian Kesehatan, ada ebih dari 4.100 warga Palestina sejauh ini menjadi korban tewas di seluruh Jalur Gaza, sedangkan hampir 13.500 orang juga terluka.

Sejak saat itu, laporan mengenai tindakan Islamofobia dan serangan terhadap aktivis pro-Palestina semakin meningkat di seluruh dunia.

Para pengamat mengatakan umat Islam, terutama perempuan berhijab, kerap menjadi sasaran hinaan dan penyerangan di jalanan.

Awal pekan ini, seorang anak laki-laki Palestina berusia enam tahun dibunuh dengan kejam oleh pria 71 tahun yang rumahnya disewa mereka di Amerika Serikat, sementara ibu sang anak menderita luka fatal.

Polisi di barat daya Chicago pun telah mendakwa pelaku yang bernama Joseph M. Czuba, dengan tuduhan pembunuhan dan kejahatan rasial karena menikam ibu dan anak pada Minggu lalu.

Czuba, sang pemilik rumah, dilaporkan memasuki apartemen dan menikam anak kecil itu sebanyak 26 kali.

Pembunuhan mengerikan terhadap anak tersebut terjadi beberapa hari setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengklaim bahwa dia melihat gambar anak-anak yang dipenggal setelah operasi Hamas di Israel.***

Editor: M Hafni Ali

Sumber: Press TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x