Dihantui Gelombang Kedua Covid-19, Negara-negara di Eropa Ini Akan Kembali Batasi Kegiatan Warganya

- 10 September 2020, 20:42 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /PIXABAY

 

PR BEKASI – Negara-negara di Eropa saat ini tengah terjadi peningkatan kasus COVID-19 setelah berhasil melakukan upaya untuk memperlambat penyebaran virus di awal tahun.

Berbagai negara di wilayah Eropa Tenggara seperti Albania, Bulgaria, Montenegro, Makedonia Utara, dan Rumania mengalami jumlah kasus yang lebih tinggi pada Bulan Agustus dibandingkan dengan jumlah di awal tahun.

Serbia adalah pengecualian karena jumlah kasus di Serbia cenderung sama sejak pertengahan April sampai sekarang.

Baca Juga: Dukung PJJ, Indosat Ooredoo Luncurkan API, Distribusikan Kuota Internet Gratis untuk Guru dan Siswa

Negara lainnya seperti Kroasia, Yunani, dan Malta mengalami lonjakan jumlah kasus dengan jumlah yang lebih tinggi dalam seminggu terakhir ini dibandingkan dengan gelombang pertama.

Sebagaimana dilansir oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari EuroNews, bahwa Republik Ceko mencatat rekor baru COVID-19 sebanyak 1.161 kasus pada September 2020.

Belgia, Italia, dan Inggris yang merupakan negara-negara yang terkena dampak terparah akibat COVID-19, dan saat ini juga sedang mengalami peningkatan jumlah kasus.

Baca Juga: Spoiler Alert One Piece 990: Hawkins Ramal 1 Orang Akan Mati di Wano Kun

Akan tetapi, sejauh ini jumlah kasus yang terjadi tidak seperti di bulan Maret dan April, pada 6 September Inggris mencatat sebanyak 2.000 kasus harian.

Prancis, Belanda, Spanyol, dan Polandia kemungkinan besar akan menghadapi gelombang kedua yang sangat ditakuti dan pemerintahnya saat ini sudah mulai mengambil tindakan untuk kembali membatasi berbagai aktivitas di luar rumah dan berkerumun.

Pada 4 September, Prancis mengalami angka tertinggi yang pernah tercatat mengenai kasus baru COVID-19, yakni sebanyak 8.975 kasus.

Baca Juga: Tak Tunjukkan Gejala, Komisioner KPU Evi Novida Ginting Dikabarkan Positif Covid-19

Spanyol adalah negara Eropa pertama yang melaporkan lebih dari 500.000 kasus, sehingga Spanyol akhirnya memberlakukan lockdown yang paling ketat di dunia.

Selain itu, jumlah keseluruhan kasus COVID-19 di Eropa melonjak hingga 3,7 juta kasus pada bulan Agustus lalu.

Penambahan jumlah kasus ini juga salah satunya disebabkan oleh semakin banyaknya tes yang dilakukan saat ini di berbagai negara di Eropa dibandingkan gelombang pertama.

Baca Juga: Tak Tunjukkan Gejala, Komisioner KPU Evi Novida Ginting Dikabarkan Positif Covid-19

Semakin banyaknya dilakukan tes, maka semakin banyak pula kasus yang ditemukan dan ini merupakan salah satu strategi yang dapat menjelaskan mengenai lonjakan kasus baru yang kemungkinan akan terjadi di berbagai negara di Eropa.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Euro News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah