Miliarder Prancis Meninggal Dunia Saat Jalani Operasi Perbesar Mr. P, Dokter Dibuat Bingung

- 21 September 2020, 07:38 WIB
Ilustrasi perbesar alat kelamin pria.
Ilustrasi perbesar alat kelamin pria. /Pixabay

PR BEKASI – Seorang miliarder sekaligus pebisnis berlian, Ehud Arye Laniado, diberitakan meninggal dunia ketika tengah operasi memperbesar alat kelaminnya. Operasi pembesaran organ vital itu dilakukan di sebuah  klinik mewah di tepi Champs-Elysées, Paris, Prancis. 

Pria malang yang berusia 65 tahun itu meninggal setelah menderita serangan jantung di tengah operasi.
 
Kisah kematian Laniado tersebut sangat tragis. Akan tetapi, kematian Laniado masih belum dapat dipastikan.

Baca Juga: Cek Fakta: Penusuk Syekh Ali Jaber Disebut Mengaku Dibiayai Megawati Soekarnoputri dan PKI

Beberapa kemungkinan akhirnya dikemukakan. Ada kemungkinan bahwa pasien memiliki riwayat penyakit tertentu, atau dokter yang menangani operasi bukan ahli bedah, atau obat-obatan yang digunakan tidak direkomendasikan asosiasi dokter.
 
Dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Daily Beast, ahli bedah plastik New York, Norman Rowe mengatakan bahwa kematian Laniado tidak ada hubungannya dengan kemanan operasi memperbesar Mr. P. Menurutnya, operasi memperbesar alat kelamin pria tersebut sudah teruji aman oleh asosiasi dokter.
 
"[Kematian Laniado] tidak ada hubungannya dengan prosedur," kata Rowe.
 
 Menurutnya, kematian Laniado adalah kematian anestesi.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik di Bekasi Senin 21 September 2020, Anda di Wilayah Ini Akan Terdampak
 
Laniado mungkin telah memilih beberapa prosedur pembesaran penis yang berbeda , termasuk operasi pemanjangan (yang melibatkan pemotongan ligamen di pangkal penis) atau suntikan filler.

Rowe mengatakan ada tiga kemungkinan penyebab kematian Laniado, semuanya terkait dengan anestesi.
 
Pertama, klinik tempatnya berobat bisa memberinya anestesi umum, yang mungkin memperburuk kondisi jantungnya yang sudah ada sebelumnya.
 
"Jika Anda mendapatkan anestesi umum dan Anda memiliki penyakit yang mendasari di hati Anda, Anda akan membuka kedoknya, dan itu akan muncul dengan sendirinya," ujar Rowe.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik di Bekasi Senin 21 September 2020, Anda di Wilayah Ini Akan Terdampak
 
Kemungkinan kedua adalah bahwa klinik memberikan dosis anestesi lokal yang tidak tepat. Biasanya, dokter menyuntikkan anestesi umum ke dalam kulit dan lemak.
 
Akan tetapi, anestesi yang disuntikkan ke pembuluh darah dapat bisa menghentikan jantung Laniado. 

Kemungkinan ketiga yang menurut Rowe paling mungkin menyebabkan kematian Laniado adalah overdosis yang tidak disengaja akibat sedasi, pengobatan yang jauh lebih ringan yang membuat pasien sadar dan bernapas.
 
"Itu bisa saja sama dengan Michael Jackson — seseorang bisa membuatmu overdosis," kata Rowe, merujuk pada kematian bintang pop itu karena sejenis obat bius yang dikenal sebagai Propofol.

Baca Juga: Lokasi dan Jadwal Layanan SIM Keliling Kota Bekasi Hari ini, Senin 21 September 2020
 
Sementara itu, juru bicara FDA (badan pengawas obat dan makanan AS) mengonfirmasi bahwa asam hialuronat (zat kimia untuk operasi) belum disetujui untuk digunakan di mana pun selain wajah.
 
“Kami tidak merekomendasikan penggunaan bahan apa pun untuk pembesaran tubuh,” kata mereka.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Daily Best


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x