Konflik Politik Meningkat, Putra Mantan Pemimpin Filipina Serukan Ferdinand Marcos untuk Mundur

- 29 Januari 2024, 19:50 WIB
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr.
Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr. //Reuters/Eloisa Lopez

Duterte yang lebih tua telah memperkuat hubungan dengan China.

Sebastian Duterte juga menentang keputusan Marcos untuk menghidupkan kembali perundingan perdamaian dengan pemberontak komunis, mengatakan bahwa dia tidak tahu apa-apa tentang penderitaan orang-orang yang tinggal di wilayah yang dulunya menjadi benteng pemberontak.

"Kamu malas dan kurang berbelas kasihan. Itu sebabnya kita tidak bahagia," ujarnya.

Dia berbicara tepat sebelum Marcos naik panggung di sebuah pertemuan yang dipimpin pemerintah di ibu kota untuk mendapatkan dukungan untuk kampanye "Bagong Pilipinas (Filipina Baru)"-nya, di mana dia telah berjanji untuk meningkatkan pelayanan negara dan transparansi anggaran.

Aliansi Marcos dengan keluarga Duterte sangat penting untuk kemenangannya dalam pemilihan presiden.

Sehingga perburukan hubungan mereka dapat memiliki dampak pada upayanya untuk memperkokoh basis dukungannya menjelang pemilihan parlemen tengah tahun depan.

Sara Duterte, yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan menghadiri pertemuan presiden sebelum terbang ke Davao.

Untuk bergabung dengan ayahnya dan saudara-saudaranya dalam doa bersama menentang usaha mengamandemen konstitusi Filipina yang didukung oleh Marcos.

Beberapa penentang perubahan konstitusi, termasuk keluarga Duterte mengatakan bahwa ini didorong oleh agenda untuk mengubah sistem politik dan menghapus batasan masa jabatan.

Termasuk presiden yang saat ini hanya dapat menjabat satu periode enam tahun.

"Presiden, jika Anda tidak memiliki cinta dan aspirasi untuk bangsa ini, mundurlah," kata Sebastian Duterte.

Halaman:

Editor: M Hafni Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x