PR BEKASI - Korea Selatan (Korsel) pada Sabtu, 26 September 2020 akan menuntut Korea Utara (Korut) untuk menyelidiki lebih lanjut kasus penembakan terhadap seorang pejabat pemerintah Korsel yang hilang di dekat perbatasan laut kedua negara pekan lalu.
Setelah pertemuan Dewan Keamanan Nasional, kantor kepresidenan Korsel mengatakan akan menyerukan penyelidikan bersama atas kasus tersebut dengan Korut jika diperlukan, dengan mengatakan ada perbedaan dalam laporan insiden tersebut dari kedua belah pihak.
Pejabat perikanan itu ditembak oleh pasukan Korut pada Selasa, 22 September 2020 dalam pembunuhan yang memicu kemarahan masyarakat Korsel tersebut.
Baca Juga: Lempeng di Selatan Jawa Bergerak 6 Sampai 7 cm per Tahun, BMKG: Pergerakan Seperti Itu Tak Terasa
Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong Un langsung meminta maaf terkait kejadian tersebut, sesuatu yang jarang dilakukan oleh pemimpin Korut sebelumnya.
"Saya sangat menyesali terjadinya insiden yang tidak terduga dan tidak menguntungkan ini," kata Kim dalam sebuah pesan yang dikirim oleh Departemen Front Bersatu Pyongyang, sebuah badan pemerintah Korut yang bertanggung jawab atas hubungan antar Korea, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Aljazeera.
Militer Korsel mengatakan pada Kamis, 24 September 2020 bahwa tentara Korut membunuh pria itu, menyiram tubuhnya dengan bahan bakar dan membakarnya di dekat perbatasan laut.
Baca Juga: Layaknya Film Horor, Puluhan Kepiting Raksasa Kelaparan Serbu Perkemahan
Namun, pemerintah Korut mengatakan tentaranya menembak penyusup ilegal dan membantah telah membakar tubuhnya.