Hal itu karena hukum di Tiongkok melarang pengiriman hewan hidup dalam bentuk kemasan normal.
“Miskomunikasi di dalam perusahaan pelayaran dan inkonsistensi penerapan regulasi pelayaran secara langsung berujung pada tragedi tersebut,” kata Hua.
Karena itu, Hua berpendapat baik pembeli maupun penjual harus memikul tanggung jawab atas kejadian tersebut.
Sementara itu, perusahaan pengiriman barang, Yunda mengatakan tidak mengetahui insiden tersebut, tetapi stafnya telah mengonfirmasi bahwa mereka mengizinkan hewan hidup untuk diangkut dalam kotak berlubang.
Baca Juga: Curi Perhatian Masyarakat, Dua Karya Milik Seniman Indonesia Dipajang di Pusat Kota Shanghai
Dalam penemuan di lapangan, beberapa hewan yang ditemukan masih dalam keadaan selamat rencananya akan diadopsi dan sebagian yang kritis akan dikirim ke klinik hewan untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan.
Kemudian untuk seluruh hewan yang ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa akan dikumpulkan, didesinfeksi, dan dikuburkan sesuai dengan arahan otoritas setempat.
Hua dan 20 rekan relawannya mengungkapkan telah berhasil menyelamatkan 200 kelinci dan 50 anjing dan kucing dari lokasi kejadian.
Dikabarkan lebih lanjut, insiden serupa juga ditemukan pada daerah lain yaitu di desa Dameng, sehingga Hua dan beberapa tim lainnya juga melakukan penyelamatan lanjutan.
Baca Juga: Harga Swab Test hingga Rp2.8 Juta, BPKP Beri Penjelasan Terkiat Perbedaan Harga Tiap Wilayah
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: CBS News