PR BEKASI – Pertempuran antara pasukan Armenia dan Azerbaijan di sekitar wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan telah memasuki hari kelima.
Namun kedua belah pihak menolak untuk mundur dan memperhatikan seruan internasional untuk melakukan pembicaraan.
Pertempuran paling sengit antara pasukan Armenia dan Azerbaijan selama bertahun-tahun di wilayah yang memisahkan diri itu terjadi pada Minggu, 27 September 2020 menyebabkan sejumlah korban tewas dari kedua belah pihak.
Baca Juga: Jessica Iskandar Unggah Foto Cium Bibir El Barack, Warganet: Gak Pantes Kayak Gitu Ke Anak Cowok
Kantor jaksa penuntut umum Azerbaijan mengatakan Kamis, 1 Oktober 2020 bahwa serangan Armenia telah menewaskan seorang warga sipil di kota Terter, sekitar 90 km dari Nagorno-Karabakh, pada pagi hari dan merusak stasiun kereta api di sana.
Secara terpisah, kementerian pertahanan negara itu menyatakan pasukannya telah melakukan serangan artileri yang menghancurkan posisi pasukan Armenia di wilayah pendudukan sepanjang malam.
Di kota Stepanakert di Nagorno-Karabakh, yang juga dikenal sebagai Khankendi, dua ledakan terdengar sekitar tengah malam saat sirene dibunyikan, bahwa penduduk mengklaim kota tersebut telah diserang oleh drone.
Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat Hari Ini Alami Fluktuasi, Berikut Daftarnya
Pejabat etnis Armenia di wilayah itu menggambarkan situasi semalam di sepanjang garis depan menegangkan dan mengatakan kedua belah pihak saling menembakkan artileri.