Masuki Hari Kelima Pertempuran, Armenia dan Azerbaijan Menolak Adanya Perundingan

- 2 Oktober 2020, 15:57 WIB
Ilustrasi peta yang menampilkan wilayah Armenia (hitam), Azerbaijan (orange), serta wilayah sengketa Nagorno-Karabakh (putih).* /Al Jazeera/
Ilustrasi peta yang menampilkan wilayah Armenia (hitam), Azerbaijan (orange), serta wilayah sengketa Nagorno-Karabakh (putih).* /Al Jazeera/ /

"Musuh berusaha untuk menyusun kembali pasukannya, tetapi pasukan Armenia menekan semua upaya semacam itu," kata mereka.

Pihak berwenang Armenia juga mengklaim bahwa dua warga negara Prancis yang bekerja sebagai jurnalis untuk Le Monde terluka pada hari Kamis dalam penembakan oleh pasukan Azeri di kota Martuni, Armenia, barat wilayah Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Tangkap Pengunggah Foto Kolase Ma’ruf Amin-Kakek Sugiono, Polisi Sebut Pelaku Kesal dengan Wapres

“Para wartawan yang terluka sedang dibawa ke rumah sakit,” kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan.

Pada Kamis malam, Presiden Armenia mengatakan pasukan pertahanan udara negara itu menjatuhkan empat drone di provinsi dekat Yerevan.

Armenia juga memanggil duta besarnya untuk Israel untuk konsultasi mengenai penjualan senjata Israel ke Azerbaijan.

Baca Juga: Sule dan Nathalie Holscher Dikabarkan Segera Menikah, Putri Delina: Selama Ayah Bahagia, Aku Setuju

Deklarasi kemerdekaan Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan memicu perang pada awal 1990-an yang menewaskan 30.000 orang, tetapi masih belum diakui sebagai negara merdeka oleh negara manapun, termasuk Armenia.

Armenia dan wilayah yang memisahkan diri mengumumkan darurat militer dan mobilisasi militer pekan lalu, sementara Azerbaijan memberlakukan aturan militer dan jam malam di kota-kota besar.

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs berita Aljazeera, pembicaraan untuk menyelesaikan konflik sebagian besar terhenti sejak perjanjian gencatan senjata tahun 1994.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah