Ribuan Muslim di Berbagai Negara Lakukan Aksi Protes, Prancis Tingkatkan Siaga Keamanan Tertinggi

- 31 Oktober 2020, 07:38 WIB
Warga Iran Melakukan Aksi Protes
Warga Iran Melakukan Aksi Protes /The Guardian

PR BEKASI - Prancis meningkatkan keamanan secara nasional pada Jumat, 30 Oktober 2020 untuk berjaga-jaga terhadap serangan Islam setelah terjadi teror dan penikaman di sebuah gereja di Kota Nice.

Sementara aksi protes terus berkobar di beberapa bagian Timur Tengah, Asia dan Afrika atas penerbitan karikatur Nabi Muhammad oleh majalah satire Charlie Hebdo.

Dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Reuters, atas kejadian itu, Presiden Emmanuel Macron pun mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi situs-situs penting termasuk tempat ibadah dan sekolah.

Baca Juga: Buntut Pernyataan Islamofobia Emmanuel Macron, Umat Islam di Dunia Bersatu Turun ke Jalan

Dirinya pun meningkatkan siaga keamanan tertinggi setelah serangan pisau mematikan di kotanya dalam dua minggu terakhir.

Sebelumnya, polisi telah menahan seorang migran Tunisia berusia 21 tahun yang dikenal sebagai Brahim al-Aouissaoui, atas serangan di mana ia berteriak "Allahu Akbar" setelah berhasil memenggal seorang wanita dan membunuh dua orang lainnya.

Serangan itu terjadi pada saat meningkatnya kemarahan di kalangan umat Islam di banyak negara atas isu kartun Nabi Muhammad di Prancis, yang mereka anggap menghina dan menghujat.

Baca Juga: Turki-Yunani Diguncang Gempa Besar, Sejumah Bangunan Runtuh dan Puluhan Orang Dilaporkan Tewas

Peristiwa itu terjadi hampir dua minggu setelah Samuel Paty, seorang guru sekolah di pinggiran kota Paris, dipenggal oleh seorang Chechnya yang berusia 18 tahun.

Paty dipenggal setelah ia menunjukkan kepada murid-muridnya kartun Nabi Muhammad SAW di depan kelas dan ia menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi.

Sementara, di Pakistan, Bangladesh, dan wilayah Palestina, puluhan ribu Muslim menggelar protes anti-Prancis setelah salat Jumat.

Baca Juga: Prancis Dinilai Telah Menghina Nabi Muhammad SAW, Kisah Sultan Abdul Hamid II Terulang Kembali

Di Islamabad, polisi secara singkat menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa yang menerobos blokade keamanan dalam upaya yang gagal untuk berdemonstrasi di kedutaan Prancis.

Di Bangladesh, para demonstran di ibu kota Dhaka meneriakkan "Boikot produk Prancis" dan membawa spanduk yang menyebut Macron "teroris terbesar di dunia". Beberapa patung presiden Prancis dibakar.

"Macron memimpin Islamofobia," kata pengunjuk rasa Dhaka Akramul Haq. “Dunia Muslim tidak akan membiarkan hal ini sia-sia. Kami akan bangkit dan berdiri dalam solidaritas melawan dia."

Baca Juga: Berawal dari Unggahan di Instagram, Bagus Kahfi Dikabarkan Telah Resmi Bergabung dengan FC Utrecht

Protes juga terjadi di India, Lebanon, dan Somalia.

Pemimpin gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran, Sayyid Hassan Nasrallah, mengatakan kartun itu adalah agresi.

Dia mengutuk penikaman di Nice, tetapi mengatakan para pemimpin Barat juga memikul tanggung jawab atas kejahatan semacam itu karena peran mereka dalam konflik Timur Tengah.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x