Lontarkan Serangan ke Emmanuel Macron, Jerman Tuduh Erdogan dan Turki Dukung Aksi Terorisme di Eropa

- 1 November 2020, 16:11 WIB
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. /Instagram @rterdogan

PR BEKASI - Pakar urusan luar negeri Jerman dari oposisi Partai Hijau, Cem Ozdemir, menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung terorisme Islam di Eropa.
 
Cem Ozdemir menuduh pada Jumat, 30 Oktober 2020 bahwa Presiden Erdogan telah menghasut dan menyulut kelompok Islam radikal untuk kepentingan pribadi.
 
"Langkah-langkah harus diambil terhadap semua penghasut yang terus menyulut ekstremisme Islam untuk tujuan mereka sendiri yang dimotivasi oleh kepentingan murah," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Middle East Monitor.

Baca Juga: Ganjar Lebih Pilih Megawati Ketimbang Jokowi, Refly Harun: Tanpa Bu Mega Bisa Mati Karier Politiknya

"Presiden Turki Erdogan terus-menerus menuangkan minyak ke atas api dan berkontribusi pada kekerasan dan terorisme," ungkapnya menambahkan, setelah dugaan serangan penikaman dan pemenggalan di sebuah gereja oleh sebuah kelompok bersenjata di Nice, Prancis selatan.
 
Presiden Turki sebelumnya mengkritik Presiden Prancis, Emmanuel Macron, karena pernyataannya mengenai kebebasan berekspresi yang mendukung penerbitan karikatur yang diduga menghina Islam.
 
Pernyataan tersebut keluar setelah setelah seorang guru sejarah bernama Samuel Patty yang menunjukkan karikatur kepada murid-muridnya di kelas selama diskusi tentang kebebasan berbicara, dipenggal oleh seorang penyerang pada 16 Oktober 2020 lalu di dekat Paris.

Sementara umat Islam di Prancis mengutuk pembunuhan guru tersebut, mereka juga mengungkapkan kekhawatiran akan hukuman kolektif di tengah tindakan keras pemerintah yang menargetkan organisasi Islam dan serangan oleh kelompok main hakim sendiri di masjid.

Baca Juga: Kemarin, Jumlah Pasien Sembuh Covid-19 di DKI Jakarta Capai Rekor Tertinggi
 
Dalam karikatur yang dimuat pada majalah satir Charlie Hebdo tersebut, diduga menggambarkan penghinaan pada Nabi Muhammad SAW yang sangat dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia dan segala jenis penggambaran visual Nabi yang dilarang dalam Islam.
 
Karikatur tersebut dipandang oleh umat Islam sebagai tindakan penistaan dan Islamofobia karena dianggap mengaitkan Islam dengan “terorisme”.
 
Presiden Erdogan berbicara tentang "kampanye pembunuhan massal" yang menargetkan umat Islam di Eropa dan menyerukan untuk memboikot produk Prancis sebagai respons pada pernyataan Emmanuel Macron.

“Di Jerman, kami perlu menangani organisasi Islam secara berbeda. Organisasi ini harus didirikan sepenuhnya sesuai dengan konstitusi kami dan menjadi independen dari pemerintah asing," Kata Cem Ozdemir.

Baca Juga: Kasus Penganiayaan Anggota TNI oleh Pengendara Moge, Tersangka Bertambah Jadi Empat Orang
 
Sedikitnya tiga orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam insiden serangan gereja di Nice, Prancis pada Kamis, 29 Oktober 2020.
 
Pelaku penyerangan yang merupakan imigran dari Tunisia tersebut diketahui telah ditangkap oleh pihak kepolisian Prancis pada hari yang sama dengan aksi penyerangan tersebut.
 
Pemerintah Perancis telah menaikkan tingkat keamanan negara tersebut ke level “siaga terror” tingkat nasional setelah kejadian penyerangan gereja tersebut.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x