Ganjar Lebih Pilih Megawati Ketimbang Jokowi, Refly Harun: Tanpa Bu Mega Bisa Mati Karier Politiknya

- 1 November 2020, 15:47 WIB
Kolase foto Megawati Soekarnoputri (kiri), Ganjar Pranowo (tengah), dan Joko Widodo (kanan).
Kolase foto Megawati Soekarnoputri (kiri), Ganjar Pranowo (tengah), dan Joko Widodo (kanan). /Pikiran-rakyat.com

PR BEKASI - Hubungan PDI Perjuangan (PDIP) dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) nampaknya belakangan ini terlihat memburuk.

Kecurigaan itu muncul karena selama ini Jokowi lebih memberikan peran lebih pada orang-orangnya yang berada di luar PDIP seperti Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir.

Tentunya manuver politik PDIP di Tanah Air ini terhadap kadernya yakni Presiden Jokowi mendapat tanggapan dari ahli hukum tata negara Refly Harun.

Baca Juga: Laporkan Warganet yang Hina Dirinya dengan Sebutan Hewan, Daus Mini: Ada yang Sampai Nangis-nangis

Menurutnya yang membuat Jokowi dan PDIP tetap bertahan hingga saat ini karena masih adanya kepentingan aliansi strategis di antara mereka yang diperkirakan akan berakhir pada tahun 2024.

"Pasca-2024, presiden Jokowi sangat mungkin bukan faktor yang determinan lagi kalau dia tidak membangun kekuatan politik di luar PDIP mulai dari sekarang, karena setelah 2024 Jokowi tidak punya kekuasaan yang riil dan tidak punya elektabilitas sebab tidak bisa lagi mencalonkan diri lagi," ucapnya.

Tapi Refly Harun menilai bahwa dengan turun gelanggangnya putra dan menantu di arena Pilkada,  diperkirakan presiden Jokowi pasti akan membangun kekuatan, dan empat tahun sisa pemerintahan ini akan diwarnai bargaining position antara Jokowi dan PDIP serta megawati.

"Walaupun memang akan susah jika menjadi nomor satu di dalam partai PDIP jika Jokowi bergabung dalam permainan mereka," tuturnya.

Baca Juga: Sepeda Motor Hantam Ekor Truk di Babelan, Pengendara Motor Tewas Seketika

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x