Masa Jabatan Segera Berakhir, Donald Trump Tercatat 172 Kali Sehari Bohongi Rakyat

- 14 November 2020, 14:50 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dikabarkan telah berbohong sebanyak 172 kali.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dikabarkan telah berbohong sebanyak 172 kali. /Reuters

PR BEKASI - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dikenal dengan sosok yang suka sesumbar alias ceplas-ceplos saat berbicara. Bahkan tidak jarang, pernyataan Donald Trump sering mengundang kontroversi.

Sebagai contoh, pernyataan Donald Trump yang mengatakan bahwa efek rumah kaca atau pemanasan global hanya hoaks belaka.

Donald Trump terkadang hanya asal ucap tanpa diiringi data yang benar. Selama memimpin Amerika Serikat, Donald Trump terhitung berkata bohong lebih dari 10 ribu kali.

Baca Juga: Bukan Habib, Cak Nun Sebut Lebih Tepat Panggil HRS Syarif Rizieq, Begini Penjelasannya

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Washington Post pada Sabtu, 14 November 2020, selama 869 hari Trump memimpin, dia telah berbohong sebanyak 10.769 kali atau sekitar 172 kali sehari kali menurut data Fact Checker.
 
Adapun Fact Checker adalah lembaga pengecek fakta presiden dan politisi AS milik Washington Post. Fact Checker akan mengecek akurasi setiap perkataan presiden dan politisi.

Tingkat akurasi perkataan itu akan berdasarkan jumlah "pinokio".  Semakin banyak pinokio yang mereka peroleh, maka semakin tidak berdasar atau bohong perkataan tersebut.

Trump sendiri telah menyampaikan 21 pernyataan dengan "pinokio tak berujung". Setidaknya kebohongan ini telah disampaikannya sebanyak 20 kali.

Baca Juga: Persib dan Persija Sumbang Nama Terbanyak di TC Timnas U-19, Shin Tae-yong Juga Panggil Ex Leganes

Fact Checker juga mengungkap, Donald Trump telah mengulangi klaim yang tidak akurat sebanyak 300 kali. Bahkan, terkadang ada pernyataan Trump yang tidak akurat disampaikan beruntun olehnya.

Menurut pemimpin redaksi Fact Checker Glenn Kessler, Trump menyampaikan 45 pernyataan yang tidak akurat dalam 45 menit wawancara dengan Sean Hannity beberapa waktu lalu.

Fact Checker mengungkap, kebanyakan omongan Trump yang salah data adalah soal imigrasi. Menyusul adalah soal tema perdagangan dan penyelidikan campur tangan Rusia pada pemilu AS.  

Sebagai contoh, pernyataan Donald Trump yang keliru adalah tentang imigran Meksiko.

Baca Juga: Potensi Gerakan Tanah Terbanyak Bakal Terjadi di Pulau Jawa, OPVMBG Imbau Masyarakat Tetap Waspada

“Ini adalah kesalahan Meksiko karena mereka membiarkan jutaan orang imigran pergi dari negara mereka,” bunyi petikan kutipan pernyataan Donald Trump

Berdasarkan investigasi Fact Checker, fenomena migrasi Amerika Tengah ke Amerika Serikat didorong oleh berbagai faktor, termasuk kekerasan geng yang merajalela dan kemiskinan di El Salvador, Guatemala,  dan Honduras.

Meksiko telah mendeportasi orang-orang dari negara-negara tersebut lebih dari 2 juta kali sejak 2001 dan jumlah penahanan dan deportasinya menyaingi Amerika Serikat.

Menurut hukum internasional, migran memiliki hak untuk mengajukan petisi suaka ke negara mana pun, termasuk Amerika Serikat.

Sementara itu, Gedung Putih belum memberikan respons terkait hasil investigasi Washington Post tersebut.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x