PIKIRAN RAKYAT - Sebagai tindak lanjut dampak penyebaran virus corona terhadap kerugian di sektor pariwisata yang mencapai Rp 38,2 triliun, pemerintah akan mendorong seluruh stakeholder terkait untuk memberikan intensif kepada maskapai penerbangan.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumiadi usai rapat bersama Menteri Ekonomi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio dan juga sejumlah stakeholder penerbangan yaitu seluruh maskapai yang beroperasi di Indonesia dan operator bandara AP I dan II di Jakarta pada Rabu, 12 Februari 2020 lalu.
Budi mengatakan, hal tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden terkait dampak ekonomi dari virus corona, untuk mendorong pemberian insentif, kemudahan, dan tarif-tarif yang lebih murah, ke tiga destinasi yang banyak dituju masyarakat Tiongkok yakni Bali, Manado.
Selain itu, Kepri juga menganjurkan hotel memberikan tarif-tarif yang lebih baik, serta membuat kegiatan-kegiatan di tempat tujuan destinasi supaya daerah-daerah itu tetap ramai.
“Contoh insentif dari pemerintah kepada maskapai misalnya, PNBP akan kita kurangi, kemudian API dan AP II mengurangi landing fee, diskon sewa ruangan, dan sebagainya. Jadi, pemerintah, operator bandara, maskapai, hotel harus sama-sama memberikan insentif,” kata Budi.
“Tidak mungkin pemerintah melakukan sendiri. Hal ini dilakukan untuk menggenjot sektor pariwisata. Supaya orang tetap punya keinginan untuk berlibur,” tambahnya seperti dikutip oleh Pikiranrakyat-bekasi.com dari situs resmi Setkab.
Baca Juga: Erupsi Kembali Terjadi di Gunung Merapi Setelah Status Waspada Ditetapkan Sejak 21 Mei 2018
Selain itu Budi mengatakan bahwa Menteri Keuangan juga telah menyampaikan hal yang sama dan rencana akan di bahas kemungkinan insentif apa yang akan diberikan.
Dengan adanya insentif ini, lanjut Budi diharapkan industri penerbangan dan perhotelan dapat survive menghadapi dampak virus corona.
“Dalam beberapa hari ini kami akan membuat suatu klarifikasi, dan akan kami usulkan ke Presiden minggu depan,” ucapnya.
Baca Juga: Pemadaman Listrik Bekasi Kamis 13 Februari 2020
Lebih lanjut, dia menyebutkan maskapai yang mempunyai rute-rute ke mainland Tiongkok dan Singapura adalah yang paling terdampak. Dirinya memprediksi telah terjadi penurunan sekitar 30 persen pada maskapai-maskapai tersebut.
“Kita memang belum bisa memastikan kerugiannya sendiri, yang punya masalah itu rata-rata adalah yang berhubungan dengan mainland China dan Singapura,” ujarnya.
“Yang lainnya sebenarnya relatif masih baik, tetapi karena penerbangan ini juga ada sebagian ke Tiongkok kira-kira 30 persen, jadi berkurang rata-rata 30 persen,” ucapnya.
Baca Juga: Sebagian Wilayah Kabupaten Sleman Dihujani Abu Akibat Erupsi Gunung Merapi
Untuk menutupi potensial lost tersebut pihaknya telah telah berdiskusi dengan maskapai, dengan memikirkan peluang-peluang apa yang mungkin dilakukan.
“Untuk opportunity, yang paling masif itu di Asia Barat seperti India, Pakistan, Bangladesh, karena memang beberapa saat sebelum kejadian ini, para duta besar itu bertemu saya untuk dapat connecting flight,” katanya.
“Oleh karenanya saya minta kepada Garuda, Batik, Lion, Air Asia untuk mencari konektivitas ke Asia Barat, paling lambat bulan Mei ini untuk buka rute baru, karena perencanaan itu tidak bisa langsung seketika,” tutupnya.
Baca Juga: Cuaca Bekasi Hari Ini, Kamis 13 Februari 2020, Ada Potensi Hujan Saat Siang
Sementara itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan insentif ini adalah untuk semua.
Menurutnya, dalam menyikapi hal ini harus dipikirkan secara komprehensif supaya dapat bertahan dalam tantangan menghadapi virus corona ini, bukan hanya maskapai, tapi juga hotel dan sebagainya.
“Jadi kita mencoba kali ini untuk mendengarkan pemikiran dari maskapai dan kita juga sudah melakukan pembicaraan dengan PHRI dan sebagainya yang terkait dengan pariwisata secara keseluruhan,” jelasnya.
“Jadi saya pikir ini adalah usaha kita untuk bagaimana dapat menghadapi tantangan virus corona ini, tidak mudah tetapi kita harus lakukan yang terbaik, untuk kerugian ini masih berjalan, kita tidak tahu karena virus Corona belum berhenti, sebagai gambaran dalam setahun Tiongkok menyumbang 2 juta wisatawan dengan total devisa USD 2,8 miliar,” tuturnya.***