2. Menjadi Pembatas antara Dua Kerajaan
Sejak runtuhnya Kerajaan Taruma, Citarum menjadi pembatas alami dari Kerajaan Sunda dan juga Kerajaan Galuh.
Kedua kerajaan ini merupakan dua kerajaan kembar pecahan dari Kerajaan Taruma, sebelum akhirnya bersatu kembali dengan nama Kerajaan Sunda.
3. Pemanfaatan di era Modern
Dengan melimpahnya debit air dari sungai yang dianggap berawal dari lereng Gunung Wayang, di tenggara Kota Bandung ini maka dibangun tiga waduk (Danau buatan) sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Waduk tersebut antara lain adalah PLTA Saguling yang terletak di Kabupaten Bandung Barat dengan berada di ketinggian 634 Mdpl sehingga menjadikan udara di sekitar PLTA ini terasa sejuk.
Baca Juga: Singgung Orang-orang yang Berfoto 'Party' Bebal, Zubairi Djoerban: Apakah Anda Tidak Khawatir?
Kedua, PLTA Cirata yang terletak di tiga wilayah Kabupaten, yakni Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bandung Barat.
Terakhir ada PLTA Ir. H. Djuanda atau dikenal dengan PLTA Jatiluhur yang terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.
Waduk ini merupakan waduk terbesar yang ada di Indonesia yang mulai dibangun sejak tahun 1957.
4. Rusak Karena Pencemaran Industri
Dilansir dari situs Citarum.org bahwa sungai ini kondisinya sangat mengkhawatirkan.