PR BEKASI - Bidang transportasi, khususnya usaha angkutan penumpang, menjadi salah satu usaha yang paling terdampak dari mewabahnya COVID-19 yang muncul sejak awal bulan lalu.
Pasalnya, sejak ditetapkannya virus corona sebagai bencana nonalam, angkutan bus mulai tidak dioperasionalkan untuk mengurangi risiko penularan.
CEO Primajasa, H. Amir Mahpud pun mengungkit soal relaksasi operasional transportasi massal dari pemerintah.
Baca Juga: Luhut Pandjaitan Klaim Kasus COVID-19 di Indonesia Terus Menurun, New Normal Bisa Segera Diterapkan
Dilansir dari Galamedia oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com, ia menyatakan pihaknya tidak akan mengoperasionalkan bus karena lebih mengutamakan keselamatan masyarakat dan kru. Padahal di sisi lain, Amir menyebut pihaknya merugi hingga Rp 45 miliar per bulan.
"Sejak ada pelonggaran pun tidak mau memaksakan beroperasi. Yang perlu diselamatkan itu SDM, kru, dan masyarakat pemakai jasa angkutan,” tutur Amir pada Rabu, Juni 2020.
Saat ini, Primajasa memiliki kurang lebih seribu unit bus yang beroperasi di tiga provinsi yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.
"Meski harus kehilangan pendapatan yang besar, kami yakin Allah dalam hal ini sedang menginstal ulang kehidupan kita. Mana yang bisa bertahan dalam masa sulit ini," katanya.
Baca Juga: Bulan Ini Kebun Binatang Bandung Berencana Kembali Terima Pengunjung
Meski begitu, Amir mengatakan, selama COVID-19, hak karyawan tetap dipenuhi. Tidak ada satupun karyawan yang kena PHK, apalagi sampai pengurangan THR atau gaji dipotong. Ada sebanyak 5.000 karyawan yang bekerja di Primajasa.
Kembali disinggung kapan akan beroperasi, Amir menyatakan lebih memilih untuk melihat grafik COVID-19 turun ketimbang risiko kesehatan masyarakat.
Karena sampai saat ini secara nasional grafik masih terus meningkat dan belum menuju penurunan signifikan.
"Prediksi saya bisa Desember tahun ini grafik covid baru turun. Namun ekonomi akan kembali normal sampai benar normal seperti sebelumnya itu di 2024,” katanya.
Baca Juga: Dikenal Pelit Informasi, WHO Akui Puji Tiongkok di Depan Umum Demi Dapatkan Laporan Soal Covid-19
Ia mengatakan dampak COVID-19 juga tak hanya memukul sektor transportasi angkutan penumpang, namun juga properti dan wisata.
"Saya yakin pengusaha yang bisa bertahan itu, benar-benar juara bertahan menghadapi Covid-19 di kehidupan normal, benar-benar normal nanti,” ujarnya.***