Lalu, skenario ketiga, kuota haji tahun depan dikurangi. Itu mempertimbangkan apabila wabah Covid-19 terjadi secara berkepanjangan. Dengan demikian, tidak tertutup kemungkinan protokol kesehatan diberlakukan dalam jangka panjang. Termasuk pada musim haji tahun depan.
Baca Juga: Kembali Terapkan Aturan Lockdown, Kasus Covid-19 di Amerika Alami Penurunan Tajam
Dengan adanya protokol kesehatan yang diberlakukan dalam jangka panjang, otomatis ada peluang kuota haji dikurangi, bahkan hingga 50 persen. Tujuannya, mencegah adanya penularan COVID-19 di tengah kerumunan jamaah haji.
Selama ini titik kerumunan jamaah haji paling besar adalah saat berada di tenda di Mina, wukuf di Arafah, dan ketika jamaah menjalani tawaf. Termasuk kamar hotel bisa diisi sampai enam orang.
Skenario yang keempat adalah penyelenggaraan haji tahun depan kembali dibatalkan akibat wabah COVID-19 yang masih tinggi. "Kita berdoa supaya tidak terjadi pembatalan," kata Fachrul.
Baca Juga: Lontarkan Kritik Luar dan Dalam Manajemen, Arturo Vidal: Barcelona harus Banyak Berubah
Dia mengatakan, dengan jarak waktu sekitar satu tahun, kecil kemungkinan haji 2021 dibatalkan lagi. Terlebih jika nanti ditemukan vaksin yang ampuh untuk mencegah penyakit korona.
Kita bisa mengambil contoh, ketika ditemukan vaksin meningitis yang kini menjadi kewajiban bagi jamaah yang berkunjung ke Arab Saudi untuk umroh maupun haji.
"Mudah-mudahan tahun depan tidak ada Covid-19 lagi," katanya.***