Tak Ingin Lagi Terima Banjir Kiriman dari Bogor, BPBD Bekasi Pasang Alat Canggih di 5 Lokasi

17 Oktober 2020, 13:21 WIB
Ilustrasi banjir yang akan menggenang. /Hermann Traub/Pixabay

PR BEKASI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi memiliki alat pengukur tinggi muka air yang terpasang di lima lokasi.

Alat pengukur tinggi atau Automatic Water Level Recorder yang telah dipasang sebagai persiapan dalam mengantisipasi banjir kiriman yang sering terjadi di Kota Bekasi.

Hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi, Agus Harfa Senjaya dalam talkshow “Kesiapsiagaan Antisipasi Banjir dan Longsor” yang berlangsung di Radio Dakta pada Jumat 16 Oktober 2020.

Baca Juga: Padukan Produk Kecantikan dam Kesehatan, Perusahaan Kosmetik Raup Untung 

“Kota Bekasi dialiri sungai dari Bogor yang sering mengakibatkan banjir kiriman, maka dari itu kita sudah memasang alat itu di 5 lokasi di antaranya aliran hilir Pondok Gede Permai, Jembatang Mendung Ciangsana Cikeas, Pondok Pesantren Darusalam Cilengsi Tengah, dan Jembatan Wika Bongas antara Sentul,” kata Agus dikutip oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Pihaknya menyebutkan bahwa jika wilayah Bogor terjadi hujan deras, maka BPBD akan mengantisipasi air kiriman itu dengan menyiagakan Satuan Tugas (Satgas) untuk menginformasikan kepada warga.

"Sejauh ini alat itu efektif untuk mengantisipasi banjir kiriman, bahkan saat bulan Ramadan lalu, terjadi banjir kiriman, Satgas memberikan informasi air akan datang 4 jam kemudian sehingga warga sudah menaikkan barang berharganya ke tempat yang aman," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Kota Bekasi Dede Ade Suhendra menyampaikan, pihaknya sudah membentuk satgas di 12 Kecamatan yang rawan banjir, bahkan telah diberikan perahu karet, tenda, dan peralatannya.

Baca Juga: Kabar Gembira untuk Para Guru Honorer, Subsidi Gaji Segera Cair Pada Akhir Oktober 2020 

"Dalam Rakor dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Kementerian prediksi hujan akan berlangsung pada Januari sehingga kita sudah siap akan hal itu," ucapnya.

Untuk bencana lainnya sejauh ini hanya banjir saja, sementara untuk longsor hanya terjadi di sekitar bantaran kali mengingat derasnya air sehingga tanahnya tergurus dan berdampak pada rumah yang ada di dekat sungai.

"Antisipasi bencana di masa pandemi Covid-19 juga kita koordinasikan dengan Dinas Kesehatan agar saat di pengungsian menerapkan protokol kesehatan, memakai masker, dan menyediakan pencuci tangan," ucapnya.

Dede mengungkapkan, saat ini sudah ada 34 relawan satgas yang dibentuk untuk menangani dan membantu masyarakat jika terjadi banjir.

Baca Juga: Ramaikan Pasar Fesyen, SIRCLO Hadir Tangkap Peluang Bisnis 'Pus Size' 

Masyarakat pun bisa menghubungi BPBD jika di daerahnya terjadi bencana.

"BPBD memiliki call center yang bisa dihubungi jika terjadi bencana, selama 24 jam kita stand by di nomer telepon dan whatsapp 081283957877,” tuturnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Dakta

Tags

Terkini

Terpopuler