Mereka kesulitan mencari pasokan daging di pasaran.
"Di situ ada pedagang bakso, warung sup iga, sampai rumah makan juga ikut kena imbasnya," tutur Tri Adhianto.
Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Kondisi Sayap Pesawat Sriwijaya Air Sebelum Jatuh, Ini Faktanya
"Karena daging merupakan salah satu komoditas kebutuhan rumah tangga yang kerap dikonsumsi masyarakat," sambungnya.
Pihaknya mengaku akan mendorong permasalahan ini ke pemerintah pusat, agar ditemukan solusi.
"Saya juga belum mengetahui penyebab terjadinya kelangkaan serta lonjakan harga daging di pasaran. Akan kita coba cari tahu dulu," ucapnya.
Baca Juga: Jarang Terekspos, Ini Kehidupan Aleta Molly Cicit dari Cut Nyak Meutia yang Tajir Melintir
Perwakilan Asosiasi Pedagang Daging Indonesia Cabang Kota Bekasi Abdullah mengatakan bahwa aksi mogok dagang yang dilakukan atas dasar tingginya harga modal dari pemasok atau distributor daging ke pendula.
Dia menuturkan bahwa di masa normal, dengan mental daging seharga Rp110 ribu per kilogram, para pedagang sudah mendapatkan keuntungan.
Akan tetapi di kondisi sekarang, dengan menjual daging seharga Rp125 ribu, para pedagang tidak mendapat untung.