Network
CIKARANG (PR)- Dalam upaya mengantisipasi banjir, Pemerintah Kabupaten Bekasi melakukan pemetaan sejumlah sungai di Bekasi.
Pemetaan yang dilakukan adalah untuk mengetahui titik mana saja yang menjadi rawan dan berpotensi banjir tinggi.
Pendangkalan yang terjadi di beberapa sungai Bekasi dikatakan oleh Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir terutama saat musim hujan tiba.
"Tumpukan sampah juga semakin memperparah kondisi sungai," katanya Jumat 29 November 2019.
Baca Juga: Bupati Bekasi Kecewa Keterlibatan Persikasi dalam Pengaturan Skor di Liga 3
Melansir Antara, Eka menuturkan bahwa ada beberapa sungai yang menjadi titik rawan banjir. Diantaranya adalah Kali Jambe, Kali Blencong dan Kali Ulu.
"Ada beberapa sungai yang sudah kita cek. Tapi tentu saja kita juga melibatkan masyarakat. Kita mulai melakukan gerakan untuk mengantisipasi bencana saat musim hujan," ujarnya.
Terkait hal tersebut, DPRD Kabupaten Bekasi juga telah memberikan rekomendai untuk melakukan normalisasi sungai.
Baca Juga: Surat Edaran UMK Jawa Barat Tahun 2020 Dinilai Nyeleneh
Pasalnya berkaca dari kejadian yang sudah-sudah, sungai-sungai itu menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Kabupaten Bekasi.
Mengenai normalisasi sungai ini, Eka mengatakan normalisasi untuk mengatasi sedimentasi sudah dilakukan oleh Pemkab Bekasi. Namun persoalan lain muncul yaitu banyaknya sampah yang menumpuk dan menghambat aliran sungai.
"Normalisasi sudah kita lakukan. Tapi untuk sampah di sungai perlu diketahui juga kalau sampah itu bukan dari Kabupaten Bekasi saja tapi juga dari daerah luar. Seperti di Kali Jambe. Nah ini yang menjadi kendala kita," kata dia.
Baca Juga: Ridwan Kamil Didesak Buruh Segera Tetapkan SK UMK Jawa Barat tahun 2020
Salah satu upaya mencegah sampah daerah lain masuk ke sungai di wilayah Kabupaten Bekasi dengan memasang jaring di sungai yang posisinya berbatasan dengan daerah lain.
"Jadi sesuai dengan kewajiban masing-masing daerah. Kita sudah melakukan upaya-upaya termasuk membersihkan Sungai Blencong," kata Eka.***
