Tradisi Mudik Lebaran Ternyata Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan Nusantara, Mari Telusuri Sejarahnya

- 26 Maret 2024, 11:46 WIB
Ilustrasi kegiatan mudik Lebaran.
Ilustrasi kegiatan mudik Lebaran. /Antara/ Muhammad Iqbal

 

PATRIOT BEKASI - Kegiatan mudik, tradisi tahunan yang identik dengan momen Hari Raya Idul Fitri, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia.

Bagi perantau, mudik merupakan momen spesial untuk kembali ke kampung halaman, berkumpul bersama keluarga tercinta, dan merayakan Lebaran dengan penuh kebahagiaan.

Namun, tahukah Anda bagaimana tradisi mudik ini berawal? Mari kita telusuri sejarahnya:

Baca Juga: Catat, Lima Lokasi Pelayanan SIM Keliling Bulan Maret Polres Metro Bekasi

Asal Usul Tradisi Mudik

Akar tradisi mudik dapat ditelusuri hingga zaman kerajaan di Nusantara. Pada masa itu, para raja dan bangsawan memiliki tradisi mengunjungi wilayah kekuasaannya untuk menjalin hubungan dengan rakyat. Tradisi ini dikenal dengan istilah "keliling negeri" atau "mudik".

Pada masa penjajahan Belanda, tradisi mudik semakin berkembang. Para perantau yang bekerja di kota-kota besar memanfaatkan libur Lebaran untuk kembali ke kampung halaman dan bersilaturahmi dengan keluarga.

Tradisi ini menjadi momen penting untuk melepas rindu dan mempererat tali persaudaraan. Mudik sendiri dikatakan memiliki arti mulih ka udik atau pulang ke kampung.

Perkembangan Tradisi Mudik

Seiring perkembangan zaman, tradisi mudik terus mengalami evolusi. Dahulu, para perantau melakukan perjalanan mudik dengan berbagai moda transportasi tradisional, seperti kereta api, bus, dan kapal laut.

Kini, dengan kemajuan teknologi, moda transportasi mudik semakin beragam, mulai dari pesawat terbang, mobil pribadi, hingga sepeda motor.

Makna Tradisi Mudik

Lebih dari sekadar tradisi pulang kampung, mudik memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. Mudik merupakan simbolisasi kerinduan akan kampung halaman, keluarga, dan tradisi.

Mudik juga menjadi momen untuk memperkuat nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong, dan rasa saling menghormati.

Masa Depan Tradisi Mudik

Tradisi mudik tak luput dari berbagai tantangan, seperti kemacetan parah dan lonjakan harga tiket transportasi.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah terus berupaya meningkatkan infrastruktur dan menyediakan layanan transportasi yang lebih memadai.

Di masa depan, tradisi mudik diprediksi akan terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Penggunaan teknologi digital, seperti aplikasi mudik dan pemesanan tiket online, akan semakin mempermudah proses mudik bagi para perantau.

Tradisi mudik merupakan warisan budaya yang berharga bagi masyarakat Indonesia. Tradisi ini bukan hanya tentang perjalanan pulang kampung, tetapi juga tentang makna kebersamaan, kekeluargaan, dan rasa cinta terhadap tanah air.

Dengan memahami sejarah dan maknanya, kita dapat terus menjaga dan melestarikan tradisi mudik sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.***

Editor: M Hafni Ali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x