Sebut TNI Perlu Awasi Media Sosial, Fadli Zon Sentil Marsekal Hadi: Anda Belum Mengerti Demokrasi

23 November 2020, 19:36 WIB
Politikus Partai Gerindra Fadli Zon, salah satu sosok yang vokal kritisi sikap TNI akhir-akhir ini. /@fadlizon/Instagram

PR BEKASI - Institusi Tentara Nasional Indonesia (TNI) menjadi sorotan publik Indonesia belakangan ini, usai pencopotan baliho-baliho yang memuat Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) oleh Panglima Daerah Militer Jatakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman.

Kali ini, perhatian publik tersorot pada pernyataan kontroversi Panglima TNI Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang menyebut negara melalui TNI harus awasi media sosial.

Menurutnya, media sosial (medsos) bisa dijadikan alat untuk komunikasi politik. Hanya saja, cara penggunaannya bisa berdampak buruk bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca Juga: Terima Ratusan Karangan Bunga, Pangdam Jaya: Dukungan Masyarakat Meningkat Usai Copot Baliho HRS

Oleh karena itu, Marsekal Hadi meminta negara perlu mengatur kehidupan dunia maya karena sudah menjadi wadah dan tempat baru dalam kehidupan sosial.

"Negara perlu atur kehidupan dunia maya, terlebih disadari bahwa dunia maya punya implikasi serupa dunia nyata, bahkan lebih luas. Semua yang ada di dunia nyata ada di dunia maya," ujar Marsekal Hadi.

Pernyataan kontroversi tersebut rupanya mendapat sorotan dari mantan aktivis 1998, Fadli Zon. Politisi Fraksi Gerindra tersebut menilai, pernyataan Panglima TNI tersebut tidak cerdas dan jauh dari hakikat demokrasi.

Baca Juga: Disebut Ganggu NKRI, Simak Pengakuan Tokoh Non-Muslim yang Sambut Kepulangan Habib Rizieq di Bandara

"Pernyataan yg tdk cerdas dr seorg Panglima TNI. Masih blm mengerti demokrasi," kata Fadli Zon, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @fadlizon, pada Senin, 23 November 2020.

Perlu diketahui, Marsekal Hadi Tjahjanto juga menilai karena dunia maya memiliki kelebihan yaitu kecepatan dan kemudahan, hal ini bisa berdampak lebih masif kepada masyarakat daripada dunia asli.

Misalnya, Hadi mencontohkan bagaimana dunia maya mampu melahirkan dunia elektronik, seperti e-commerce, e-government, dan alat diskusi online atau dalam jaringan yaitu webinar.

Baca Juga: Kepala KUA Tanah Abang Dicopot dari Jabatannya Usai Nikahkan Putri Habib Rizieq

"Orang kembangkan bisnis berbasis elektronik di berbagai bidang baik itu pemerintahan, pertahanan juga termasuk. Hal ini menunjukkan bahwa dunia maya telah jadi arena baru dalam kehidupan sosial," ucapnya.

Walaupun dinilai memudahkan masyarakat, Hadi juga mengamati dampak buruk dari adanya media sosial. Ia menyebut salah satu dampak buruk media sosial yaitu bisa menjadi ajang propaganda bahkan memecah belah bangsa.

"Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus akui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, dengan penggunaan dan jangkauan yang luas, medsos bisa digunakan efektif untuk perang informasi dan perang ideologi," ujarnya.

Baca Juga: Tuding Adanya Poros Anies-HRS-JK untuk Pilpres 2024, Rektor Ibnu Khaldun Jelaskan Kemungkinannya

Jika hal ini terus dilakukan, kata dia, mampu menimbulkan politik identitas yang sempat digunakan penjajah kepada bangsa.

"Politik identitas kembali marak digunakan, sejak beberapa tahun belakangan karena dinilai mudah menggerus masyarakat dan mudah meraih dukungan." katanya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Tags

Terkini

Terpopuler