Refly Sebut FPI Beroposisi terhadap Pemerintahan Jokowi, Slamet: Gak Tepat, Kami Itu Mengkritik

27 November 2020, 09:15 WIB
Slamet Ma'arif yang menanggapi komentar Refly Harun soal FPI yang terkesan beroposisi terhadap pemerintahan Jokowi. /ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/Kolase dari ANTARA dan Biro Setpres RI

 

PR BEKASI - Pakar hukum tata negara Refly Harun bertanya-tanya kenapa kelompok Front Pembela Islam (FPI) kesannya seperti selalu beroposisi terhadap pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Menurutnya apapun yang disampaikan oleh pemerintah, FPI terkesan selalu menganggap hal tersebut salah dan keliru.

Menjawab hal tersebut Ketua Umum PA 212 sekaligus juru bicara (jubir) FPI Slamet Ma'arif menyebut bahwa FPI sebetulnya bukan oposisi tapi hanya mengkritik. 

Baca Juga: Innalillahi, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto Meninggal Dunia Usai Terinfeksi Covid-19

"Kalau kita sebetulnya itu mengkritisi, orang yang menganggapnya oposisi itu bagi kami kayaknya gak tepat, karena kalau memang pemerintah itu kebijakannya bagus, memang untuk rakyat, ya kita apresiasi," ucapnya.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly UNCUT, Jumat, 27 November 2020, Slamet mengambil contoh sehubungan dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah soal pandemi Covid-19.

"Ketika ada kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan Covid, begitu pemerintah mengumumkan Februari itu, Imam Besar kita Habib Rizieq itu dari kota Mekkah menginstruksikan semua majelis beliau ditutup, gak buka, sampai sekarang gak ada yang buka, ditaati itu sama beliau," tuturnya.

Baca Juga: Hasil Riset Ungkap Susi Pudjiastuti Tidak Akan Duduki Kursi Menteri KKP di Periode Kedua Jokowi

Slamet bahkan mengungkapkan Habib Rizieq juga langsung menyuruh menantunya Habib Hanif untuk membatalkan semua agendanya.

"Bahkan Habib Hanif itu jadwalnya hampir 900 tempat, tapi begitu tingkat penularan Covid tinggi, Habib Hanif ditelpon sama Habib Rizieq, batalkan semua agenda, kurang lebih hampir dua bulan beliau gak ceramah ," tuturnya.

Slamet mengaku FPI apresiasi kebijakan tersebut, bahkan Habib Rizieq juga menginstruksikan Hilal Merah Indonesia (HILMI) untuk turun ke lapangan mendukung kebijakan Covid-19 pemerintah.

Baca Juga: Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Hari Ini Jumat 27 November 2020 Kembali Turun Tipis

"Sehingga ketika itu anak-anak FPI itu nyemprot masjid, nyemprot mushola, nyemprot sekolah, nyemprot pesantren, gerakan desinfektan di mana-mana itu, bahkan gerakan bantu APD dan alat kesehatan lainnya, itu berlangsung berbulan-bulan," ucapnya.

Slamet menilai jika kami oposisi FPI bakal hiraukan kebijakan pemerintah tersebut.

"Kalau kami oposisi kami akan cuekin, biarin pemerintah gagal, tapi kita gak begitu, kita dukung pembagian masker anak-anak FPI di mana-mana itu ada, jadi kalau kebijakannya bagus ya kita dukung, tapi sebaliknya ketika ada kebijakan yang coba-coba membangkitkan komunis kembali, kami akan lawan," tuturnya.

Baca Juga: Gerindra Ikut Terseret dalam OTT KPK Edhy Prabowo, Begini Dampaknya di Pilkada 2020 Menurut Pengamat

Slamet mengambil contoh, UU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang FPI tolak mentah-mentah.

"Misalnya UU HIP, kita terus tolak habis-habisan, kita nggak akan membiarkan itu, ketika ada kecurangan ya kita lawan supaya ke sananya gak ada kecurangan lagi," ucapnya.

Slamet pun menjelaskan bahwa jika memang kebijakan pemerintah itu bagus kita apresiasi dan dukung.

Baca Juga: Artis MA dan ST Ditangkap karena Dugaan Kasus Prostitusi Online, Krisna Mukti: Paling Figuran Doang

"Kalau oposisi kan nggak bakal kayak begitu dan itu memang tugasnya ulama sebetulnya begitu, amar ma'ruf nahi munkar (menegakkan kebenaran dan melarang kemungkaran)," tuturnya.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler