Istilah 'Mabuk Agama' Disalahpahami, Hendropriyono: Mabuk Itu Tak Sadar

28 Desember 2020, 06:57 WIB
Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono. /Instagram.com/@am.hendropriyono

PR BEKASI - Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono menilai bahwa penyebab tumbuh sumburnya radikalisme di Indonesia adalah karena adanya masyarakat yang mabuk agama.

Hal itu dirinya sampaikan dalam sebuah wawancara bersama Karni Ilyas di kanal YouTube Karni Ilyas Club.

Namun, rupanya banyak yang salah paham terkait istilah 'mabuk agama' tersebut, sehingga dirinya mendapat banyak kritik dari warganet.

Baca Juga: Cek Fakta: Di Malaysia, Habib Rizieq Dikabarkan Dapat Penghargaan sebagai Ulama Gigih, Ini Faktanya

Menanggapi hal itu, AM Hendropriyono lantas menjelaskan kembali arti dari istilah 'mabuk agama' yang diucapkannya.

Mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) itu mengatakan bahwa arti dari mabuk agama adalah tidak sadar, sehingga tidak ada disiplin sosial.

"Minggu lalu saya diwawancara di Karni Ilyas Club
@karniilyas. Saya statement soal Mabuk Agama. Yang saya maksud mabuk itu tidak sadar. Tidak sadar sehingga tidak ada disiplin sosial," kata AM Hendropriyono, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @edo751945, Minggu, 27 Desember 2020.

Baca Juga: Nekat! Pria Paruh Baya Ditangkap Polisi Usai Lempari Masjid di Cengkareng dengan Bom Molotov

Menurutnya, dalam menjalankan Pancasila sila ke satu, tentu harus berdasarkan sila ke dua.

"Sila Ketuhanan nomor 1 harus dilaksanakan sesuai sila ke 2, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab," ujar AM Hendropriyano.

Dia juga mengingatkan bahwa Pancasila lahir atas dasar agama, bukan di atas agama. Sehingga agama harus membuat orang sadar bukan sebaliknya, seperti mabuk agama.

Baca Juga: Tahun Depan Mahfud MD Akan Gencarkan Polisi Siber, Refly Harun: Aparat Tidak Perlu Menghibur Konflik

"Ingat bahwa Pancasila justru lahir karena adanya agama, bukan di atas agama. Karena itu beragama harus bikin orang sadar bukan sebaliknya," kata AM Hendropriyono.

Menurutnya, agama harus membuat seseorang sadar untuk selalu berdisiplin dan mematuhi aturan yang ada.

"Sadar untuk berdisiplin, tunduk pada aturan. Pancasila menempatkan Ketuhanan YME itu paling atas. Itu yang diyakini dalam semua agama. Harus dijabarkan dalam pelaksanaan sila-sila yang lain," kata Hendropriyono.

Baca Juga: Ditumbuhi Banyak Pohon Cemara, Densus 88 Temukan Villa Tempat Pelatihan Teroris JI di Jawa Tengah

Oleh karena itu, tentu tidak dibenarkan jika ada seseorang atau kelompok yang membunuh dengan tameng agama sebagai alasannya.

Menurutnya, hal demikianlah sikap yang disebut tidak sadar beragama atau 'mabuk agama'.

"Mana bisa kita beragama jika mebunuhi orang lain? Itu namanya tidak sadar. Mabok!," ujar AM Hendropriyono.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler