Minta Perusak Hutan Kalimantan Bertobat, Said Didu: Saksikan Bencana Ini Akibat Keserakahan Kalian

18 Januari 2021, 21:22 WIB
Mantan Sekretaris BUMN, Said Didu mengomentari bencana alam yang terjadi. /Twiter @msaid_didu

PR BEKASI - Penyempitan kawasan hutan yang terus terjadi diduga menjadi bagian dari penyebab terjadinya bencana banjir yang terjadi di Kalimantan Selatan.

Pernyataan tersebut sejauh ini telah diungkapkan oleh beberapa lembaga, seperti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) hingga lembaga Greenpeace Indonesia.

Berpandangan serupa terjadinya banjir di Kalimantan Selatan karena kerusakan hutan, Mantan Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Muhammad Said Didu memberikan pesannya kepada perusak hutan agar bertobat.

Baca Juga: Soroti Bencana dan Musibah Awal Tahun, Emil Salim: Jangan Cari-Cari Kesalahan, tapi Cari Jalan 

Menurut Said Didu, kerusakan hutan yang terjadi dilakukan oleh orang-orang yang serakah dan tidak memikirkan dampak dari perbuatannya di masa mendatang.

"Bencana Wahai para perusak hutan (termasuk pembuat kebijakan) di Kalimantan - silahkan saksikan bencana akibat keserakahan kalian," kata Said Didu seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitternya, Senin, 18 Januari 2021.

Terlebih saat ini kerusakan alam tersebut menyebabkan banyak orang harus mengungsi karena kehilangan tempat tinggal hingga harta benda. Sebab itu, Said Didu menyarankan agar para pelaku dapat segera bertobat.

"Bertobatlah kepada Allah atas kerusakan yang kalian sudah lakukan," kata Said Didu.

Baca Juga: Tak Seperti di Palu, BMKG: Gempa Susulan Majene Tercatat 31 Kali dan Berpotensi Ada Lagi 

Selanjutnya Said Didu dalam keterangannya, meminta semua pihak dapat mendoakan keselamatan bagi seluruh pihak yang saat ini sedang mengalami musibah yang terjadi sejak 12 Januari 2021 lalu.

"Mari kita doakan Saudara-Saudara kita di Kalimantan agar tetap selamat dan terhindar dari bencana," kata Said Didu.

Sebelumnya pada Minggu, 17 Januari 2021 kemarin, LAPAN memberikan hasil analisa kemungkinan terjadinya banjir di Kalimantan saat ini, karena kontribusi penyusutan hutan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, sejak 2010 hingga 2020.

Dalam kurun waktu, diketahui data tutupan lahan menunjukkan telah terjadi penyusutan luas hutan primer, hutan sekunder, sawah, dan semak belukar masing-masing 13.000 hektare (ha), 116.000 ha, dan 47.000 ha di Kalimantan Selatan.

Baca Juga: Akui Tidak Bisa Sendiri Hadapi Covid-19, Gibran Rakabuming Butuh Kekompakan Daerah Sekitar Solo 

Sementara area perkebunan di wilayah itu menurut data perubahan tutupan lahan bertambah hingga 219.000 ha.

Sementara itu mengutip keterangan Greenpeace Indonesia melalui akun Instagramnya @greenpeaceid mengatakan bahwa dalam 50 tahun terakhir, Pulau Kalimantan telah kehilangan lebih dari separuh hutan hujannya.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler