Masih dalam Puncak Musim Hujan, Masyarakat Diminta Waspadai Bencana Hidrometeorologi

20 Januari 2021, 08:22 WIB
Rombongan mobil Jokowi menerjang banjir Kalsel sebelum memantau jembatan Pakuaman di Banjar, Kalimantan Selatan. /Tangkapan layar - YouTube Setpres

PR BEKASI – Masyarakat diminta untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi yang terjadi di tengah puncak musim hujan ini.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan kondisi tanah sekarang sudah jenuh akibat terisi air akibat hujan deras yang dapat membahayakan daerah rawan banjir dan longsor.

Hal tersebut dikatakan oleh Peneliti Pusat Penelitian Limnologi LIPI Iwan Ridwansyah saat dihubungi di Jakarta, Selasa, 19 Januari 2021.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Misteri Bagaimana Virus Bisa Menular, Berharap Dapat Kacaukan 'Virion' 

"Selama musim hujan ini belum berakhir potensi terjadi bencana hidrometeorologi masih ada, terutama kondisi tanah sekarang sudah jenuh akibat terisi hujan sebelumnya," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Bila terjadi hujan yang deras lagi pada daerah berpotensi banjir tidak bisa meresapkan lagi dan ditambah kapasitas tampungan sungai sudah terpenuhi sehingga air makin tergenang.

Iwan Ridwansyah menuturkan Indonesia akan mengalami puncak musim hujan pada Januari dan Februari sehingga perlu lebih waspada terhadap bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta, Jawa Barat, dan Banten Hari Ini 

Menurut Iwan Ridwansyah, pada wilayah yang berpotensi longsor terutama permukiman pada wilayah yang mempunyai kemiringan tinggi, bencana hidrometeorologi perlu diwaspadai.

Dia menuturkan masyarakat pada wilayah-wilayah tersebut pada saat ini tentunya harus selalu waspada dengan memperhatikan himbauan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Bila wilayah-wilayah berpotensi longsor tersebut masih hujan deras atau ekstrem diimbau untuk mengungsi pada lokasi-lokasi aman yang sudah ditetapkan oleh BPBD.

Baca Juga: Pemerintah Swiss Desak Masyarakat Tolak Larangan Penggunaan Burkak dan Cadar 

Iwan Ridwansyah mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan bencana banjir dan longsor, diantaranya hujan ekstrim, alih fungsi lahan, pengurangan kapasitas saluran atau sungai dan ulah manusia sendiri.

Selain bencana hidrometeorologi, bencana hidroklimatologi juga berpotensi mengakibatkan banjir bandang dan cuaca buruk lainnya.

Untuk mengurangi dampak bencana di masa depan, perencanaan tata ruang kabupaten dan atau kota yang berada pada potensi bencana tinggi harus didesain ulang berdasarkan analisis ilmiah berbasis kebencanaan.

Baca Juga: Mengharukan, Hanya Tersisa Orang Tua, Pria ini Ceritakan 2 Kakak dan 1 Adiknya yang Positif Covid-19 

Wilayah Indonesia memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi dan beragam, seperti letusan gunung api, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 136 bencana alam terjadi di Indonesia sepanjang 1-16 Januari 2021.

Bencana alam yang paling banyak terjadi dalam kurun waktu tersebut yaitu banjir dengan 95 kejadian dan tanah longsor 25 kejadian puting beliung 12 kejadian, gempa bumi dua kejadian.

Baca Juga: Soal Jokowi Sebut Banjir Kalsel Akibat Cuaca Ekstrem, Andi Arief Sampaikan Hal ini 

Dari sekian banyak bencana alam itu, diketahui sudah merenggut 80 korban jiwa dan 858 orang luka-luka.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler