Ketua BKN NU Tegaskan Akan 'Perangi' Abu Janda, Arief Munandar: Padahal Dia Sebut Dirinya Warga Nahdiyyin

29 Januari 2021, 17:06 WIB
Pendiri dan CEO Peopleshift (Perusahaan SDM Indonesia) Arief Munandar komentari pernyataan Ketua BKN. /Linkedin.com/ariefmunandar

PR BEKASI - Ketua Barisan Ksatria Nusantara (BKN) Ustaz Rakhmad Zailani Kiki, mantan ketua PCNU di era Gus Dur, mengaku siap 'perangi' Permadi Arya atau Abu Janda jika terus membuat gaduh dan membenturkan agama Islam di Indonesia.

Barisan Ksatria Nusantara adalah aliansi gabungan ulama dan aktivitas Nahdlatul Ulama (NU).

"Cukup sudah, Abu Janda, untuk bermedsos dengan membentur-benturkan Islam dan Arab atau kami akan melawanmu dengan cara kami!," ucapnya.

Menanggapi hal tersebut, Sosiolog Arief Munandar mengaku kebingungan dengan komentar yang dilontarkan Abu Janda soal Islam agama yang arogan dan merupakan pendatang di Indonesia.

Baca Juga: Sentil Mardani Ali Sera, Guntur Romli: PKS Parpol yang Diuntungkan oleh HTI-FPI sebagai 'Tukang Pukul' 

Arief Munandar menyampaikan, padahal Abu Janda kerap menyebut dirinya warga NU (Nahdiyyin), tetapi mengapa PBNU baru-baru ini menegaskan bahwa pernyataan Abu Janda sama sekali tidak mewakili mereka.

"Kita tahu bahwa Abu Janda selama ini kerap mengidentifikasikan dirinya dengan NU dan dia selalu bilang gua ini warga Nahdiyyin, namun ternyata NU langsung bersuara keras dalam konteks cuitan rasisnya kepada Natalius Pigai," ujar Arief.

Ia mengaku bukan kali ini saja Abu Janda membuat gaduh masyarakat Indonesia, menurutnya sebagai pegiat media sosial, komentar Abu Janda seringkali malah terkesan disengaja untuk membelah dua masyarakat di Indonesia.

"Ya misalnya salah satunya, belum lama ini dia mengeluarkan cuitan tentang Islam yang menurut dia merupakan agama yang arogan," tuturnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Bang Arief, Jumat, 29 Januari 2021.

Baca Juga: Napoli Lolos ke Semifinal Usai Bungkam Spezia, Gennaro Gattuso Justru Bahas Pengunduran Diri 

Arief mengaku belum mengerti dengan tujuan Abu Janda hingga saat ini, kenapa pegiat sosial media tersebut kerap melontarkan pernyataan kontroversial semacam itu.

"Mengingat kegaduhan yang sudah ditimbulkan oleh Abu Janda ini yang memang tidak sedikit, kita berharap bahwa aparat penegak hukum di bawah pimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo memproses kasus ini dengan segera sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku," ucapnya.

"Sehingga berbagai kegaduhan tersebut bisa segera diakhiri, ini sebuah contoh nyata bagaimana buzzer yang konon dipelihara oleh pihak-pihak tertentu, punya dampak yang sangat negatif terhadap ketentraman dan kedamaian masyarakat," sambungnya.

Ia menegaskan, jika pemerintah memang berniat untuk mewujudkan soliditas dan solidaritas yang kuat di tengah masyarakat Indonesia serta mengakhiri keterbelahan yang ada selama ini, hentikanlah pergerakan buzzer-buzzer semacam Abu Janda.

Baca Juga: Sentil Mardani Ali Sera, Guntur Romli: PKS Parpol yang Diuntungkan oleh HTI-FPI sebagai 'Tukang Pukul' 

"Menurut gua menghentikan manuver buzzer-buzzer ini adalah sebuah keharusan karena kalau Enggak, kegaduhan akan terus terjadi, masyarakat akan terus ribut, dan kita akan terus terganggu persatuannya," tuturnya.

Sebelumnya, PBNU menegaskan pernyataan Abu Janda tak ada kaitannya dengan NU.

"Oh enggak dong. Saya kira pernyataan yang disampaikan Abu Janda kalau seperti itu, itu tidak mewakili NU ya. Tidak mewakili NU," kata Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini di gedung PBNU, Jakarta Pusat.

Helmy turut menanggapi cuitan Abu Janda yang soal 'Islam arogan'. Menurutnya, setiap agama mengajarkan hal baik.

Baca Juga: Warga Berkerumun Ingin Tonton Langsung Amanda Manopo Cs, Polres Bogor Terpaksa Bubarkan Syuting Ikatan Cinta 

"Wah itu enggak ngerti Islam itu. Masa ngomong gitu? Harus dibedakan antara agama dan orang ya. Kalau oknum dalam agama itu di semua agama ada sehingga mencerminkan agama itu kejam, agama itu radikal dan seterusnya," ujarnya.

"Semua agama mengajarkan kedamaian. Kalau ada mengajarkan kekerasan itu oknum-oknum umat beragama itu," sambungnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler