Moeldoko Akui Ngopi Bareng Kader Demokrat, Syahrial Nasution: Ngopi Paling Mahal Ala Istana Dikasih Rp30 Juta

4 Februari 2021, 13:19 WIB
Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution. /Twitter.com/@syahrial_nst/

PR BEKASI - Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution mengkritik pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang membantah isu yang menyebut dirinya ingin mengudeta kepemimpinan Partai Demokrat.

Pasalnya, dalam pernyataannya, Moeldoko mengakui bahwa dia bertemu dengan sejumlah kader Demokrat baik di rumah maupun di hotel, tapi hanya sekadar ngopi-ngopi saja.

Syahrial Nasution mengatakan bahwa itu adalah acara ngopi-ngopi paling mahal ala Istana, karena setelah acara ngopi diberi uang Rp30 juta.

Baca Juga: Kritik SKB 3 Menteri Soal Seragam Sekolah, Anwar Abbas: Makna Pancasila Hanya Ada di Bibir, Tak Masuk ke Hati

Syahrial Nasution bahkan menyebut, setelah terjadi Kongres Luar Biasa (KLB) untuk melengserkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), setiap kader juga dijanjikan Rp100 juta sampai Rp250 juta.

"Ngopi paling mahal ala orang Istana. Habis ngopi dikasih Rp30 juta. Usai KLB pasca kudeta dijanjikan Rp100 juta - Rp250 juta," kata Syahrial Nasution, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @syahrial_nst, Kamis, 4 Februari 2021.

Syahrial Nasution lantas mempertanyakan apakah tindakan Moeldoko itu mendapat restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Dituduh Ingin Jadi Capres 2024, Moeldoko: Saya Profesional, Tidak Pernah Mengemis Jabatan

"Apa Pak @jokowi merestui pejabatnya berfoya-foya seperti ini? Sensitivitas Moeldoko memanfaatkan kesempatan saat pandemi Covid-19 untuk ambisi pribadi patut dipertanyakan," kata Syahrial Nasution.

Lebih lanjut, Syahrial Nasution menilai bahwa Moeldoko sangat tidak sensitif dan membebani Jokowi.

Pasalnya di saat situasi Indonesia sedang sulit karena pandemi Covid-19, Moeldoko malah merapatkan barisan bersama para koruptor untuk membahas kudeta terhadap AHY.

Baca Juga: Klaim Bisa 'Tenggelamkan' Susi Pudjiastuti, Dewi Tanjung: Saya Tak Punya Beban Dosa pada Rakyat Kecil

"KSP Moeldoko sangat tidak sensitif dan membebani Presiden @jokowi. Di tengah situasi ekonomi sulit dan pandemi Covid-19 malah aktif rapat-rapat bersama mantan koruptor Nazarudin, pecatan @PDemokrat membahas kudeta terhadap Mas @AgusYudhoyono," tuturnya.

Syahrial Nasution pun mempertanyakan dari mana sumber dana yang dimiliki Moeldoko sehingga bisa menjanjikan banyak uang pada kader Demokrat.

"Bagi-bagi uang kepada DPC (Dewan Pimpinan Cabang) untuk KLB. Sumbernya dari mana?," ujar Syahrial Nasution.

Baca Juga: Bantah Tuduhan Ingin Kudeta AHY, Moeldoko: di Demokrat Ada Pak SBY, Senior yang Sangat Saya Hormati

Sebelumnya, Moeldoko mengakui bahwa dia memang pernah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan sejumlah kader Demokrat, baik di kediamannya maupun di hotel.

Meski demikian, pertemuan itu hanya pertemuan biasa, sebatas minum kopi bersama, sama seperti pertemuannya dengan berbagai kelompok di kantornya.

"Beberapa kali di rumah saya. Ya, ada di hotel, di mana-mana. Intinya aku datang diajak ketemu. Ya, wong saya biasa di kantor itu setiap hari juga menerima orang, menerima berbagai kelompok di kantor saya, ya biasa saja," kata Moeldoko.

Baca Juga: Akui Pansos ke Deddy Corbuzier untuk Naikkan YouTube, Aldi Taher: Pansos kan Gak Haram Kecuali Temanya Maksiat

Selain itu, Moeldoko juga mengaku bahwa dalam setiap pertemuan tersebut dirinya hanya pelaku pasif, dalam arti hanya sebagai pihak yang memenuhi undangan saja.***

Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler