Tingkat Kepuasan Publik ke Jokowi Anjlok, Refly Harun: Biasanya Beralih ke Prabowo, Sekarang Anies

9 Februari 2021, 12:19 WIB
Pakar hukum tata negara Refly Harun mengomentari hasil survei terbaru soal tingkat kepuasaan publik terhadap Presiden Jokowi. /YouTube Refly Harun

 

PR BEKASI - Pakar hukum tata negara Refly Harun turut mengomentari soal tingkat kepuasaan publik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang turun drastis.

Hasil survei Indikator Politik Indonesia terbaru menyatakan bahwa tingkat kepuasaan publik terhadap Jokowi berada di tingkat terendah sejak tahun 2016, yakni 62,9 persen.

Sebelumnya Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi telah mengatakan tingkat kepuasan terhadap Jokowi turun lebih dari lima persen selama setahun terakhir.

Baca Juga: Sebut Kudeta Myanmar karena Ada Kecurangan dalam Pemilu Tahun Lalu, Begini Penjelasan Min Aung Hlaing

"Ini titik terendah tingkat kepuasan terhadap Pak Jokowi, bahkan sejak Juni 2016. Sekarang ini ya 62,9 persen," katanya dalam jumpa pers daring, Senin, 8 Februari 2021.

Refly Harun mengatakan, biasanya yang terjadi jika publik kecewa terhadap Jokowi, mereka akan beralih kepada Prabowo Subianto, namun kali ini ceritanya berbeda.

"Kalau yang umum biasanya beralih kepada Prabowo, sekarang tokoh mereka adalah Anies Baswedan," ujar Refly Harun dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, Selasa, 9 Februari 2021.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Jokowi Pakai Rp38,5 Triliun Dana Haji Tanpa Sepengetahuan Jemaah? Ini Faktanya

Menurutnya hal tersebut terjadi lantaran masyarakat tidak punya tokoh untuk mewakilkan mereka, karena Prabowo dan Sandiaga Uno telah diserap ke dalam kabinet Jokowi.

Oleh karena itu, tutur Refly Harun, wajar jika Anies dijadikan tokoh alternatif publik selama citranya tetap baik, walaupun jabatannya hanya Gubernur DKI Jakarta.

"Padahal dia jabatannya hanya gubernur saja, tidak bisa di apple to apple kan dengan Presiden Jokowi yang harus mengurusi seluruh Indonesia," ucapnya.

Baca Juga: Wagub DKI Buka Suara Soal Video ‘Crazy Rich PIK’ Helena Lim Bersama Keluarga Terima Vaksin Covid-19

Refly Harun menilai, pada akhirnya hal ini merupakan perang simbol ketidakpuasan terhadap Presiden Jokowi yang terus meningkat dan bisa diartikan berdampak terbalik terhadap Anies. 

"Kepuasan terhadap Jokowi yang menurun, maka itu bisa jadi berbanding terbalik dengan kepuasaan terhadap Anies yang meningkat," tuturnya.

Walaupun lingkup kerja dan jabatan Anies dan Jokowi berbeda, Refly Harun mengatakan yang namanya politik akan bergantung kepada tokoh yang dapat mewakilkan suara publik.

Baca Juga: PKS Ingin Pilkada Serentak 2022-2023, Mardani Ali Sera: Kita Tak Ingin Kejadian Seperti Pemilu 2019 Terulang

"Terutama ketika Prabowo sudah tidak lagi dianggap sebagai penghulu, maka rakyat Indonesia, para pemilih Prabowo yang selama ini kritis dengan pemerintahan Jokowi tentu akan mencari sosok lain," ucapnya.

"Bisa jadi sosok itu tidak mereka panuti, bukan idola mereka, tapi demi kepentingan strategis, mereka tetap mengunggulkan tokoh ini untuk mengimbangi ketidakpuasan terhadap Jokowi," katanya.

Lebih lanjut, Refly Harun mengaku kecewa dengan kelompok-kelompok pendukung rezim yang menganggap bahwa periode Jokowi saat ini adalah yang terbaik. 

Baca Juga: Realita Industri Musik Indonesia, Pongki Barata Heran: Diajak Kerja Sama Gak Mau, Maunya Pas Untung Saja

Refly Harun mengatakan, mereka berpikiran seperti itu lantaran Jokowi saat ini dianggap punya determinasi untuk mengatasi terorisme, radikalisme, dan intoleransi.

Dirinya menegaskan justru bukan itu yang seharusnya menjadi agenda di Republik Indonesia ini.

"Jadi bukan agenda reformasi yang dikerjakan, tetapi agenda-agenda yang sebenarnya sedikit basi, karena diulang-ulang terus," ujar Refly Harun.

Baca Juga: Soal Kematian Ustaz Maaher di Rutan, Novel Baswedan: Orang Sakit Kenapa Dipaksakan Ditahan?

"Sementara agenda yang sesungguhnya, menjaga dwifungsi ABRI atau TNI, menyempurnakan konstitusi, memberantas KKN, dan menegakkan negara hukum itu justru yang tidak dilihat atau tidak dikerjakan," tutupnya.

Perlu diketahui, survei tersebut juga merekam penurunan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja demokrasi sebagai sistem pemerintahan.

Pada survei tersebut, orang yang cukup puas dan sangat puas terhadap kinerja demokrasi berada di angka 53 persen. Angka itu menurun dari 68,3 persen di September 2020.

Baca Juga: Sambut Hari Valentine Penuh Warna, 7 Tips Ini Akan Buat Hubungan Anda dengan Pasangan Makin Lengket

Di saat yang sama, kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi juga menurun. Hanya 62,9 persen responden yang menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi.

Angka itu menurun dari September 2020 yang mencapai 68,3 persen. Indikator juga menyebut tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi saat ini paling rendah sejak 2016.

Pada Juni 2016, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi ada di angka 67,1 persen. Skor paling rendah terjadi pada Januari 2015, yaitu 40,7 persen.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Terkini

Terpopuler