Bandingkan Titik Banjir Era Ahok dan Anies, Budiman Sudjatmiko: Memang Ngehek Sih

20 Februari 2021, 17:00 WIB
Budiman Sudjatmiko bandingkan titik banjir era Ahok dan Anies. /Tangkapan layar YouTube.com/Helmy Yahya Bicara

PR BEKASI - Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko membandingkan kinerja antara mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dan Gubernur DKI Jakarta saat ini Anies Baswedan.

Budiman Sudjatmiko menanyakan berapa titik banjir yang telah diselesaikan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan titik banjir saat ini ketika Anies Baswedan menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.

"Ahok ("penista agama" dan "kasar"): berapa titik banjir saat dia selesaikan jabatannya (sebelum kemudian ditahan)? Anies ("santun"): berapa titik banjirnya kini?," cuit Budiman Sudjatmiko.

Baca Juga: Wapres Klaim Penanganan Covid-19 RI Lebih Baik dari Negara Lain, Rizal Ramli: Kok Ngibulnya Makin Fasih?

Dia mengatakan bahwa seperti itulah kedua gubernur tersebut dibedakan ketika warga DKI Jakarta memilih saat Pemilihan Umum pada 2017.

"Sebab begitulah mereka dibedakan saat warga DKI harus memilih pada 2017. Memang ngehek sih," cuit Budiman Sudjatmiko, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter pribadi @budimandjatmiko pada Sabtu, 20 Februari 2021.

Sementara itu, banjir juga telah merendam kawasan permukiman dan jalanan di Kelurahan Bendungan Hilir setinggi 70 centi meter hingga satu meter.

Baca Juga: 6 Bulan Tersesat di Gurun Libya, 8 Anggota Keluarga Asal Sudan Tewas Kelaparan

Salah satu warga mengungkapkan kalau air sudah naik dari mulai jam dua subuh, dan awalnya hanya sedengkul saja.

"Dari jam 2 subuh itu sudah naik, tadinya sedengkul. Lama-lama sekarang sudah semeter," ucap warga yang diketahui bernama Iman tersebut yang dikutip dari Antara.

Selain itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyampaikan, umumnya hujan di wilayah Jabodetabek terjadi pada malam hingga dini hari, dan berlanjut hingga pagi hari.

Baca Juga: Bantah Tudingan Megawati Belum 'Move On' dari SBY, Politisi PDIP: SBY Menteri Kasayangan

Karenanya, ia meminta masyarakat untuk selalu waspada dengan potensi banjir yang tidak terduga.

"Umumnya kejadian hujan terjadi malam hingga dini hari dan berlanjut sampai pagi hari. Ini merupakan waktu-waktu yang kritis dan perlu diwaspadai," ucapnya.

Dia juga mengungkapkan empat penyebab wilayah Jakarta mengalami hujan yang ekstrem pada periode 19 sampai 20 Februari 2021.

Baca Juga: Purnatugas dari Waki Wali Kota, Pasha Ungu: Terima Kasih Kota Palu

"Curah hujan ekstrem terjadi dipengaruhi kondisi tanggal 18-19 ada seruakan udara dari Asia yang signifikan menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia bagian barat," urainya.

Sementara yang kedua, lanjut Dwikorita, adanya pembelokan dan pertemuan angin dari arah utara yang kebetulan membelok tepat di Jabodetabek.

Ketika membelok, angin melambat sehingga terjadi pembentukan intensitas awan hujan yang akhirnya terkondensasi menjadi curah hujan tinggi.

Baca Juga: Cek Fakta: Janda Hamil karena Angin Dikabarkan Beri Nama Anaknya AHKMAD CONFRESOR, Simak Faktanya

Faktor ketiga adalah tingkat labilitas dan kebasahan udara sebagian besar wilayah barat Jawa yang tinggi, yang mengakibatkan pembentukan awan hujan di Jabodetabek.

Faktor terakhir dikatakannya, ada pusat tekanan rendah di Australia bagian utara yang membentuk pola konvergensi sebagian besar di Pulau Jawa.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler