PR BEKASI - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan tanggapan atas terpilihnya Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB di Deli Serdang, Sumatra Utara.
SBY mengatakan bahwa KLB tersebut ilegal dan tidak sah, apalagi Moeldoko merupakan pejabat pemerintahan aktif dan berada di dalam lingkaran lembaga Kepresidenan serta bukan kader Partai Demokrat.
SBY juga menyebut bahwa Moeldoko telah merebut dengan paksa kepemimpinan Partai Demokrat yang sah, yang saat ini dipegang oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Baca Juga: Siap Gantikan Posisi AHY, Hasnaeni Moein: Saya Akan Ubah Partai Demokrat Jadi Partai Emas
SBY menceritakan bahwa sebulan lalu Ketua Umum Partai Demokrat AHY secara resmi mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang keterlibatan Moeldoko dalam gerakan kudeta kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.
Namun, yang terjadi adalah banyaknya tanggapan miring dari publik, dan Moeldoko berserta para pelaku kudeta pun tak mengakui perbuatannya.
"Setelah itu, Ketum AHY sampaikan kepada publik terkait dengan kudeta, banyak tanggapan bernada miring. Demokrat disebut hanya mencari sensasi, playing victim," kata SBY, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu, 6 Maret 2021.
"KSP Moeldoko mengatakan itu hanya ngopi-ngopi, dan pelaku gerakan itu mengatakan hanya rapat biasa," sambungnya.
SBY juga mengatakan bahwa sebulan lalu ada yang mengatakan bahwa Moeldoko pasti mendapatkan sanksi atas tindakannya, KLB ilegal pasti tidak mendapatkan izin dan akan dibubarkan pihak kepolisian.
Namun, SBY mengatakan bahwa saat ini KLB tersebut benar-benar terjadi dan Moeldoko telah merebut kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.
"Hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara kita. Memang banyak yang tercengang dan tidak percaya bahwa KSP Moeldoko bersengkongkol, benar-benar tega, dan dengan darah dingin melakukan kudeta," kata SBY.
SBY pun merasa kecewa dengan tindakan Moeldoko yang dinilainya tidak kesatria karena telah bersekongkol dengan mantan kader Partai Demokrat untuk melakukan kudeta atas kepemimpinan AHY.
"Sebuah kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap kesatria dan nilai-nilai moral, dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang bertugas di jajaran TNI," ujar SBY.
SBY juga mengatakan bahwa dia merasa malu dan bersalah, karena dulu pernah beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan pada Moeldoko.
"Termasuk rasa malu dan bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya (Moeldoko). Saya mohon ampun kepada Allah SWT atas kesalahan saya itu," kata SBY.
Meski demikian, SBY tetap menegaskan bahwa KLB di Deli Serdang, Sumatra Utara tidak sah dan ilegal, karena gagal memenuhi persyaratan yang tertuang dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat untuk dapat menggelar KLB.***