Tegaskan Anas Urbaningrum Tak 'Cawe-cawe' di KLB Demokrat, Sri Mulyono: Dia Sebut Tak Boleh Ada yang Terlibat

15 Maret 2021, 14:48 WIB
Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tidak terlibat dalam KLB Sibolangit, Sumatra Utara. /Ridhwan E./ANTARA FOTO

PR BEKASI - Presidium Perhimpunan Pergerakan Indonesia, Sri Mulyono menegaskan bahwa tidak ada cawe-cawe atau keterlibatan dari mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum di dalam Kongres Luar Biasa (KLB) yang dilaksanakan di Deli Serdang, Sumatra Utara.

"Apakah AU (Anas Urbaningrum) terlibat dalam KLB? Saya katakan tidak. Dari awal AU sudah mengatakan bahwa kita semua, timnya AU, tidak boleh ada yang terlibat," kata Sri Mulyono.

Akan tetapi, dia melanjutkan, mereka melihat dan menyoroti semua diskusi panjang yang terjadi terkait polemik tersebut dan mengamati beberapa hal yang mengemuka belakangan ini.

Dikatakan olehnya bahwa KLB tersebut adalah rangkaian peristiwa panjang di dalam Partai Demokrat.

Baca Juga: Posisi Gubernur sebagai Ikhtiar, Anies Baswedan: Kita Ingin Ibu Kota yang Ramah dan Teduh 

Baca Juga: Sentuh Angka 2,6 Persen, Total Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tercatat 420,7 Miliar Dolar AS

Baca Juga: Amien Rais Duga Ada Skenario 'Presiden 3 Periode', Tjahjo Kumolo: Jangan Jumpalitan Politik Sendiri

Sehingga akhirnya terjadi apa yang disebut sebagai KLB Sibolangit, Sumatra Utara.

"Misalnya saya katakan ya, dari misalnya pada kepemimpinan Budhi Santoso itu aman-aman saja, tidak ada KLB dan tidak ada kasak-kusuk yang berarti," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Senin, 15 Maret 2021.

Sehingga, saat itu Partai Demokrat mampu meraih perolehan suara dengan angka tujuh setengah persen dalam Pemilihan Umum yang pertama kali diikuti.

Hingga pada akhirnya langsung menghantarkan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai presiden setelah menjalin koalisi dengan beberapa partai.

Kemudian berlanjut pada 2005, perolehan suara meningkat secara drastis dengan mencapai 21 persen.

Baca Juga: Sikap Jepang untuk Myanmar, Katsunobu Kato: Pantau Situasi dan Pertimbangkan Tanggapan Negara Lain 

Baca Juga: Ramai Wacana Presiden 3 Periode, Haikal Hassan: Sekalian Saja Usulkan Pak Jokowi Presiden Seumur Hidup

"Tahun 2005, kita aktif bersama Bang Ruhut ini di pemerintahannya Hadi Utomo, karena solid Bang Ruhut ini luar biasa kalau kampanye, karena kami solid kami kerja sama, tidak ada yang mengganggu dari tujuh setengah persen naik menjadi 21 persen," ujar Sri Mulyono.

Dia menyebut perolehan suara pada 2005 itu sebagai fenomena yang luar biasa.

Lalu kemudian kepemimpinan digantikan oleh Anas Urbaningrum di Bandung pada 2009.

Dikatakannya bahwa, baru setahun Anas Urbaningrum meraih posisi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat ternyata sudah diobrak-abrik dengan isu korupsi, LSI, KPK, lalu Anas mundur, yang mengakibatkannya tidak bisa bekerja lagi.

"Enggak bisa kerja sama sekali hingga pada 2013 awal, Februari 2013 Pak SBY melucuti kepemimpinan Anas. Jadi Ketua Umum Anas diambil alih oleh Pak SBY, Anas disuruh konsentrasi ke masalah hukumnya," kata Sri Mulyono.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler