Sebut Tidak Ingin Dikibuli Lagi, Begini Alasan Amien Rais Bahas 3 Periode Presiden Jokowi

18 Maret 2021, 18:56 WIB
Pendiri Partai Ummat Amien Rais berharap tidak lagi dikibuli terkait Presiden 3 Periode. /Tangkapan Layar Kanal YouTube Amien Rais Official/

PR BEKASI - Pendiri Partai Ummat Amien Rais menjelaskan alasan dirinya mengangkat soal tiga periode Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini ramai dibahas, lantaran tidak ingin dikibuli lagi oleh pernyataan yang tidak sesuai dengan langkah yang diambil di waktu berikutnya.

Hal itu lantaran ia melihat terjadinya inkonsistensi Jokowi dalam beberapa pernyataannya selama ini, seperti yang terjadi ketika Jokowi ditawarkan menjadi Presiden ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Mudah-mudahan lah, tidak ada lagi pengibulan lagi. Kan kita sering semacam dikibuli, (berkata) tidak ternyata iya, tidak ternyata iya," kata Amien Rais seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal Youtube-nya, Kamis, 18 Maret 2021.

Menurutnya terkait bantahan terhadap wacana presiden bisa dipilih lagi untuk tiga periode, menjadi kekhawatirannya. Melihat kebelakang, Amien Rais menyatakan penolakan itu pernah dilakukan oleh Jokowi saat kencangnya isu Capres saat masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga: Segera Hadirkan Sekolah Politik Perempuan, Ridwan Kamil: Jadi Insan Mengatur, Bukan Insan yang Diatur

Baca Juga: Dukung Sektor Perhotelan Bangkit, Airlangga Hartarto Bocorkan Akan Ada Paket Wisata untuk Nakes

Baca Juga: Media Asing Soroti Pemakaian Jilbab di Indonesia: Trauma karena Dipaksa Memakai Jilbab

"Masih ingat segar di kepala saya ini, bahwa dulu Pak Jokowi jadi Gubernur DKI tahun 2012. Kemudian belum dua tahun, tiba-tiba sudah jadi Capres," kata Amien Rais.

Padahal menurut Amien Rais, ketika itu Jokowi telah disumpah akan menjabat sebagai Gubernur selama lima tahun.

"Dia (Jokowi) mengatakan, 'apa itu isu nyopras,nyapres, sorvai, survei. Tidak mungkinlah saya, enggak mikirlah saya'," kata Amien Rais menggambarkan jawaban Jokowi soal isu menjadi Presiden.

Dikatakan Amien Rais, bahwa ia memiliki bukti terhadap pernyataan sikap Jokowi ketika penolakan itu.

Termasuk ketika Jokowi juga sempat mengatakan tidak bersedia menjadi Capres, sekalipun ia diusung oleh PDIP sendiri.

"Bahkan tanggal 3 Maret di rumahnya Bu Mega (Megawati) itu, dia (Jokowi) mengatakan, 'sekalipun PDIP dan Golkar mengusung saya, saya tidak akan mau'. Itu luar biasa. Tapi kemudian seperti yang kita ketahui ya, dia enggak sampai dua tahun meninggalkan Ahok, untuk mengambil alih kursi Gubernur," kata Amien Rais.

Baca Juga: Tim SAR Kerahkan 10 Personil Cari Penjala Udang yang Hilang di Sungai Citarum Bekasi

Dikatakan Amien Rais bahwa langkah Jokowi dengan menerima tawaran itu sebagai bentuk tidak konsisten atau dalam peribahasa Jawa dikenal dengan 'esuk dhele, sore tempe' (pagi masih kedelai, sore menjadi tempe).

"Dan kemudian kita kaget, sehingga banyak netizen yang mengatakan sesungguhnya Pak Jokowi itu sebagai orang Jawa, juga perlu meresapilah apa omong-omongan leluhur kita itu. Misalnya esuk dhele, sore tempe," kata Amien Rais.

"Jadi bisa berubah posisi, bisa berubah pendapat, karena berubah waktu. Padahal seorang pemimpin itu kan konsistensinya, ke-istiqomahan-nya itu kan sangat diperlukan," sambung Amien Rais.

Lebih dari itu, Amien Rais menyatakan bahwa pro-kontra terhadap tiga periode yang saat ini tengah berlangsung adalah sesuatu yang bagus. Menurutnya hal ini dapat berguna sebagai upaya pencegahan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube Amien Rais Official

Tags

Terkini

Terpopuler