Minta KPK Bertindak, Max Sopacua: Ada Kader Demokrat yang Tak Tersentuh Hukum Usai Nikmati Korupsi Hambalang

26 Maret 2021, 05:30 WIB
Politisi Partai Demokrat versi KLB, Max Sopacua saat jumpa pers di Hambalang, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis, 25 Maret 2021. /M Fikri Setiawan/ANTARA

PR BEKASI - Politikus Partai Demokrat versi KLB, Max Sopacua menggelar jumpa pers di Wisma Atlet Hambalang, Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 25 Maret 2021.

Max Sopacua mengatakan, Hambalang adalah awal mula yang menyebabkan elektabilitas Partai Demokrat semakin menurun setiap tahunnya.

"Kenapa Demokrat KLB ini di Hambalang? Tempat inilah, proyek inilah yang menjadi salah satu bagian yang merontokkan elektabilitas Demokrat ketika peristiwa-peristiwa itu terjadi," kata Max Sopacua, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Jumat, 26 Maret 2021.

Baca Juga: Megawati Bicara Kedaulatan Pangan, Rizal Ramli: Mbak, Minta Jokowi Pecat Menteri Pro Impor dan Pencari Rente

Baca Juga: Bicara Soal Politik Islam, Rocky Gerung: Di Indonesia, Islam Distigma dengan Istilah Radikal dan Teroris

Baca Juga: Disambut Luar Biasa Meski Pulang Tanpa Gelar Juara, Greysia Polii: Kita Merasa Bangga dan Sangat Dihargai

Sebagai pelaku sejarah Partai Demokrat, Max Sopacua menuturkan bahwa elektabilitas Partai Demokrat semakin menurun usai Komisi Pemberantasan Korupsi mengusut kasus korupsi Hambalang, yang menyeret para petinggi Partai Demokrat.

"Hambalang bagian dari sejarah yang menentukan, yang menyebabkan Demokrat turun mulai 20,4 persen menjadi 10,2 persen dan 7,3 persen. Itu berurut-turut. Saya adalah pelaku sejarah," ujar Max Sopacua.

Max Sopacua lantas mengklaim bahwa masih ada oknum kader Partai Demokrat yang turut menikmati hasil korupsi Hambalang, tapi sampai saat ini belum diproses hukum.

Baca Juga: Desak KPK Usut Tuntas Korupsi Hambalang, Razman Arif: Demokrat Hancur Dimulai dari Hambalang

Padahal menurutnya, semua kawannya yang terlibat korupsi Hambalang sudah dimasukkan ke dalam jeruji besi dan menebus semua kesalahannya.

"Sebagian besar kawan kami yang terlibat sudah menderita, sudah dimasukkan ke tempat yang harus dimasukkan karena kesalahan, tetapi ada yang tidak tersentuh hukum yang juga menikmati hasil dari pembangunan ini, sampai hari ini belum. Mudah mudahan segera ya," tutur Max Sopacua.

Oleh karena itu, Max Sopacua mendesak KPK untuk kembali mengusut kasus korupsi Hambalang, supaya hukum bertindak adil dan tidak ada orang lain yang menderita lagi.

"Mudah-mudahan dari tempat ini kami serukan lembaga hukum dalam hal ini KPK untuk menindaklanjuti apa yang belum dilanjutkan, terhadap siapa saja yang menikmati (hasil korupsi) Hambalang. Jangan dibiarkan orang lain menderita," ujar Max Sopacua.

Baca Juga: Sebut Tri Rismarini Sering Menangis Hingga Badannya Kurus Usai Jadi Mensos, Megawati: Dia Itu Makan Hati

Ketua Bidang Advokasi dan Hukum Partai Demokrat versi KLB, Razman Arif Nasution juga mendorong KPK untuk mengusut kembali kasus korupsi Hambalang.

Pasalnya, Partai Demokrat versi KLB memiliki kesaksian para kader yang mengetahui tentang kasus tersebut dan siapa-siapa saja yang terlibat di dalamnya, serta ke mana saja uang hasil korupsi itu mengalir.

"Maka, ini pintu masuk bagi KPK untuk mengusut itu, ada pengakuan Yulianis terhadap saudara Ibas. Di sini saya catat angkanya ada 550.000 USD ada juga 200.000 USD. Kenapa ini gak diusut?," kata Razman Arif Nasution.

Baca Juga: Ramai Isu Presiden 3 Periode, Ahmad Syaikhu: Jangan Jadi Presiden, Tapi Jadilah Kepala Desa!

Oleh karena itu, Razman Arif Nasution kembali mendesak KPK untuk segera mengusut kasus korupsi Hambalang.

"Artinya ini tugas KPK agar masalah ini diusut, ini pintu masuk. Ini kader loh yang minta, dan kami di sini akan kembalikan suara Demokrat," kata Razman Arief Nasution.

Seperti diketahui, kasus korupsi Hambalang mulai bergulir pada 2011 lalu yang menyeret sejumlah politisi Partai Demokrat seperti Anas Urbaningrum, Nazaruddin, Andi Mallarangeng, dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler