Ungkap Teroris Punya Latar Belakang Bermasalah, Mantan Penyidik Densus: Ada Pemabuk, Pencuri, dan Penipu

31 Maret 2021, 10:23 WIB
Ketua Tim Investigasi TGPF Intan Jaya Benny Mamoto. /HO-Dok Humas Kemenko Polhukam

PR BEKASI - Mantan penyidik Detasemen Khusus (Densus) Irjen Pol. (Purn) Benny Mamoto membeberkan pengalamannya saat menangani kasus terorisme bom Bali.

Berdasarkan pengalamannya sebagai penyidik Densus, Benny Mamoto mendapat informasi mengenai jaringan teroris melalui pendekatan yang humanis kepada para tersangka terorisme.

"Model interogasi kami non kekerasan, tidak menyalahkan, tidak menjustifikasi orang karena itu hak asasi orang. Pendekatan humanis," ujar Benny Mamoto.

Benny Mamoto mengungkap, latar belakang para teroris rata-rata bermasalah.

"Rata-rata mereka punya latar belakang bermasalah. Ada yang pemabuk, pencuri, penipu, dan sebagainya," tutur Benny Mamoto, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube tvOne News pada Rabu, 31 Maret 2021.

Baca Juga: Tanggapi Polemik Istilah Islam Radikal, Waketum MUI Sindir Ade Armando: Sebagai Muslim, Saya Keberatan

Baca Juga: 2 WNI Terjaring Razia dalam Panti Pijat yang Tawarkan Seks Sesama Jenis di Malaysia

Baca Juga: Bandara Kertajati Jadi Bengkel Pesawat, Cipta Panca: Bandara Mahal-mahal jadi Bengkel Doang

Menurutnya, orang-orang tersebut ingin bertaubat tetapi bertemu dengan kelompok teroris sehingga mendapat doktrin.

"(Mereka) ingin taubat, ingin memperbaiki diri. Ketemu kelompok ini, langsung didoktrin seperti diberi tapal mata kuda jangan tengok kanan-tengok kiri," ujar Benny Mamoto.

Para rekrutan teroris tersebut, ungkap Benny Mamoto, dilatih di sejumlah tempat agar siap melancarkan aksi-aksi teror.

"Setelah ikut dibaiat, mereka berlatih di Afghanistan, di Filipina Selatan, dan sebagainya. Mereka siap menyerang," ucap Benny Mamoto.

Adapun pelatihan para rekrutan teroris tersebut, lanjut Benny Mamoto, memerlukan waktu selama 2 tahun.

Baca Juga: Tak Menampik akan Nyapres di 2024, Ridwan Kamil: Kalau Jalannya Terbuka, Saya Bismillah

"Kami temukan untuk merekrut, itu bisa 2 tahun baru jadi dan sangat selektif," kata Benny Mamoto.

Selain itu, Benny Mamoto mengungkap bahwa jaringan teror memiliki beberapa klasifikasi.

"Sebagai informasi bahwa jaringan teror itu ada sistem sel terputus, sistem sel satu inti, dua inti, terpusat, dan sebagainya," ujar Benny Mamoto.

Benny Mamoto mengungkap, masing-masing jenis jaringan teror memiliki metode dan prosedur yang berbeda.

"Jadi, kami selalu membaca buku itu karena ketika kami mau menginterview kelompok ini bekerja sama dengan ini, prosedurnya bagaimana? Oh, harus izin, harus sepengetahuan, harus azas dan setujuan." ucap Benny Mamoto.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube tvOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler