Ormas Sebut Kuda Lumping Musyrik dan Bubarkan Pertunjukan, Muannas: MUI Mesti Bersikap

7 April 2021, 20:35 WIB
Muannas Alaidid mengomentari pembubaran yang dilakukan ormas saat pertunjukan jaran kepang di Medan dengan menyebutnya musyrik. /Instagram.com/@muannas_alaidid

PR BEKASI - Pendiri dari Cyber Indonesia, Muannas Alaidid, menanggapi soal organisasi masyarakat yang membubarkan pertunjukan seni kuda lumping yang tengah diselenggarakan warga.

Muannas Alaidid menyampaikan, sebagai warisan budaya Indonesia, kuda lumping merupakan seni yang sudah lama ada sejak sebelum ormas tersebut didirikan.

Menurutnya, ini sudah termasuk ke dalam tindakan yang intoleran.

Baca Juga: Lama Tak Terdengar, Mantan Menpora Imam Nahrawi Resmi jadi Penghuni Lapas Sukamiskin Selama 7 Tahun

"Kuda lumping ini warisan budaya sudah ada dari dulu jauh sebelum ormas ini ada, ini tindakan intoleran," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @muannas_alaidid pada Rabu, 7 April 2021.

Dia melanjutkan, terkait dengan tindakan ormas tersebut maka dinilainya Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus mengambil sikap.

Selain itu, pihak Kepolisian juga dinilainya sudah sesuai untuk mengambil tindakan, karena ini berbahaya bagi ketertiban umum.

Baca Juga: TMII Kembali ke Pangkuan Pemerintah dari Yayasan Harapan Kita, Pratikno Ungkap Alasannya

"MUI mesti bersikap dan polisi sudah pas bertindak, bahaya untuk ketertiban umum dan kebhinekaan," ucap Muannas Alaidid.

Sementara itu, pengurus cabang istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Amerika Serikat Akhmad Sahal, turut menanggapi tindakan sepihak yang dilakukan oleh ormas tersebut.

Pria yang akrab disapa dengan panggilan Gus Sahal tersebut mengatakan, apabila tindakan seperti itu terus-menerus dibiarkan, maka bisa saja pemahaman agama yang pro terorisme berkembang subur.

Baca Juga: Bikin Pemotretan Telanjang di Dubai, Para Model Wanita dan Fotografer yang Terlibat Dideportasi

"Kalau yang kaya gini dibiarkan, jangan kaget kalau faham agama yang pro terorisme tumbuh subur," katanya.

Dia menyatakan, jalan masuk bagi terorisme untuk masuk adalah dengan sikap yang mudah menuduh atau menuding pihak yang tak sepaham dengan musyrik atau kafir.

Selain itu juga dengan membenarkan intimidasi dan kekerasan dengan menggunakan dalih agama.

Baca Juga: Menko Airlangga Ingatkan Pengusaha untuk Wajib Bayar THR Idul Fitri 1442 H

"Pintu masuk bagi terorisme adalah sikap mudah menuduh musyrik atau kafir, dan benarkan intimidasi dan kekerasan dengan dalih membela kemurnian agamanya," ucap Gus Sahal.

Lebih lanjut, oknum dari sekelompok orang yang mengaku sebagai ormas Islam membubarkan acara pertunjukan yang menampilkan kesenian Jaran Kepang, yang serupa dengan kuda lumping, di Medan, Sumatera Utara.

Dari video yang beredar, tampak orang-orang tersebut memakai baret merah dan seragam hitam dengan tulisan 'Laskar Khusus Umat Islam FUI DPD SU' membubarkan pertunjukan tersebut.

Baca Juga: Info Seputar Larangan Mudik Lebaran 2021, Menhub Budi: Operasional Kereta Api Akan Dikurangi

Dalam aksinya membubarkan Jaran Kepang, salah satu dari mereka menyebut kalau pertunjukan tersebut menyebarkan kesyirikan.

"Setan lah yang kalian puja-puja, kesyirikan yang disebar ke mana-mana," ujarnya.

Beberapa warga pun terlihat melawan aksi pembubaran itu dan mengatakan pertunjukan hanya sekadar hiburan pesta.

Akan tetapi, salah satu dari ormas maju dan meludahi warga yang melawan.

Hingga akhirnya warga pun tersulut emosi mereka dan terjadi kerusuhan.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Twitter @muannas_alaidid

Tags

Terkini

Terpopuler