FPI Kerap Dikaitkan dengan Aksi Terorisme, Mantan Teroris: Kelompok Ini Masih Tahap Radikal Tapi ....

9 April 2021, 21:43 WIB
Mantan teroris Sofyan Tsauri menyebut kelompok FPI tidak ada kaitannya dengan aksi terorisme baru-baru ini karena masih tahap radikal. /Tangkapan layar YouTube/Karni Ilyas Club/YouTube/Karni Ilyas Club

PR BEKASI - Mantan teroris yang juga pernah menjadi   Polisi, Sofyan Tsauri menyebut tidak ada kaitannya  antara Front Pembela Islam (FPI) dengan aksi terorisme yang terjadi baru-baru ini.

Sofyan Tsauri menyebut kalau itu kejadian yang berbeda. Akan tetapi, meski tidak ada kaitannya, ia menyatakan kejadian bom bunuh diri di Makassar ada motif dendam di dalamnya.

"Yang dilakukan oleh Lukman dan istrinya. Karena yang menikahkan Rizaldi ini ditangkap, yang kemudian ada isu FPI juga," kata Sofyan Tsauri, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Karni Ilyas Club pada Jumat, 9 April 2021.

Baca Juga: Ceritakan Sulitnya Perjuangan Pencarian Korban Banjir Bandang NTT, Doni Monardo Singgung Soal Anjing K-9

"Tapi Wallahu a'lam kita enggak tahu datanya tapi yang jelas mereka ini berbeda," katanya.

Dia mengatakan ada motivasi yang berbeda, teroris yang ditangkap di Condet sebagai contoh, terlihat lebih cenderung motif politik.

Sedangkan yang terjadi di Markas Besar (Mabes) Polri lebih ke arah ideologi, Sofyan menyebut menjadi ciri khas dari kelompok jamaah Anshar Daulah.

Karni Ilyas lantas menanyakan, apakah dari FPI sendiri ada atau tidak unsur yang dianggap ekstrem.

Baca Juga: KPK Tetapkan Aa Umbara dan Andri Wibawa sebagai Tersangka Kasus Korupsi Dana Bansos Covid-19

Sofyan Tsauri menyampaikan bahwa seorang teroris itu tidak secara tiba-tiba melakukan tindakan teror. Karena menjadi seorang teroris yang tulen dan militan serta siap pakai, itu harus melalui beberapa tangga.

"Jadi tangganya itu ada intoleransi, ada radikalisme, ada terorisme," jelasnya.

Dia mengungkapkan, seorang terorisme sudah pasti intoleran dan sudah pasti radikal. Namun, seorang radikal dan intoleran belum tentu teroris.

"Tapi seringkali orang itu berkarier di sini, Bang Karni. Jadi dia sudah melakukan aksi dia berkarier dulu di intoleran. Saya mencontoh diri saya dan beberapa rekan-rekan," katanya.

Baca Juga: Bicara Kemungkinan Maju Jadi Gubernur DKI Jakarta, Pasha Ungu: Kalau Perintah Partai, Kenapa Tidak

Contohnya adalah, dua orang anggota Polwan yang pada 2019 dan Januari 2020 terlibat aksi terorisme, yang berasal dari kriminal umum Polda Maluku Utara.

Awalnya, Polwan tersebut mengikuti pengajian yang intoleran dan terafiliasi dengan atau kelompok-kelompok yang selama ini dikenal intoleransi.

Polwan itu belum menjadi radikal dan teroris, tetapi dari situ meningkat dan mengakselerasi atau mengafirmasi diri sampai bertemu dengan kelompok jihad hingga siap menjadi pengantin bom.

"Artinya begini, kolerasi benangnya, kalau kita tahu kelompok FPI ini masih taraf radikal belum jadi teroris," katanya.

Baca Juga: Suami Ratu Elizabeth, Pangeran Philip Meninggal di Usia 99 Tahun

Sofyan Tsauri, sembari mengutip pernyataan dari Nasir Abbas, mengatakan bahwa jika dia ingin mendoktrin orang maka yang didoktrin adalah orang-orang yang membenci negara.

"Bang Karni bisa paham yang membenci negara ini siapa," tambahnya.

Sofyan Tsauri mengatakan, hal itu bisa dibuktikan dengan mudah jika seseorang sudah mulai membenci negara maka akan lebih mudah untuk dikompori, dimotivasi atau diberikan semangat untuk bertindak yang tak seharusnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: YouTube Karni Ilyas Club

Tags

Terkini

Terpopuler