Ungkap Sosok Hilmar Farid, Fadli Zon: Ia Tak Akui PKI Lakukan Kudeta, Malah Anggap sebagai Korban

21 April 2021, 16:44 WIB
Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menyebut Hilmar Farid malah menyalahkan Orde Baru dan TNI terkait peristiwa G30S/PKI. /Twitter/@fadlizon

PR BEKASI - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon ikut memberi tanggapan terkait sosok Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid yang kini tengah menjadi sorotan.

Fadli Zon menilai Hilmar Farid merupakan seseorang yang pro dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Ucapan Fadli Zon tersebut merupakan komentar dirinya atas sebuah cuitan Politisi Mustofa Nahrawardaya.

Dalam cuitannya, Mustofa Nahrawardaya turut menyertakan sebuah video wawancara terhadap Hilmar Farid yang berjudul "Kaum Kiri dalam Historiography Orde Baru".

Baca Juga: Lalu Muhammad Zohri, Atlet Indonesia yang Masuk Daftar Bergengsi Majalah Forbes

"Dalam soal PKI, Dirjen Kebudayaan ini jelas bela sejarah versi PKI, menyalahkan Orde Baru dan TNI," kata Fadli Zon, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @fadlizon, Rabu, 21 April 2021.

Fadli Zon menyebut bahkan Hilmar Farid lebih meyakini PKI adalah sebagai korban dalam sejarah Indonesia.

"Tak akui PKI lakukan kudeta, malah PKI sebagai korban," ucapnya.

"Ia tidak sebut G30S/PKI tapi G30S saja," sambungnya.

Baca Juga: Kasus Kendaraan Roda Dua Masuk Tol, Jasa Marga Ingatkan Denda dan Bahaya bagi Pelanggar

Fadli Zon mengatakan terkait peristiwa G30S/PKI, Hilmar Farid ingin menangkal bahwa PKI sebagai penyiksa para jendral dalam peristiwa itu.

"Ia coba menepis penyiksaan terhaap para Jenderal di Lubang Buaya dengan hasil visum. Ia mau belokkan sejarah," ujarnya.

Sebelumnya, nama Hilmar Farid selaku Dirjen Kebudayaan ikut mencuat akibat hilangnya nama pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari dalam buku Kamus Sejarah Jilid I besutan Kemendikbud tersebut.

Hilmar Farid mengungkapkan buku Kamus Sejarah tersebut telah dibuat pada masa Mendikbud Muhadjir Effendy.

Baca Juga: Para Menteri Tak Pernah Kerja Kecuali Prabowo, Natalius Pigai: Kerjanya Cuma Main Game dan Makan Gaji Buta

"Draf naskah buku Kamus Sejarah Jilid I disusun tahun 2017. Ini jelas sebelum masa jabatan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim," kata Hilman Farid dalam keterangannya, Selasa, 20 April 2021.

"Karena pada saat itu tahun anggaran sudah berakhir, sebagai pertanggungjawaban kami tetap melaporkan draf naskah yang belum selesai tersebut dalam format pdf," sambungnya.

Hilmar Farid mengatakan kini ia telah meminta seluruh buku Kamus Sejarah Modern tersebut ditarik dari peredarannya karena ingin disempurnakan kembali muatan dalam buku itu.

"Untuk memastikan isu ini tidak berlarut, saya sudah instruksikan untuk menurunkan semua buku yang terkait sejarah modern sampai ada penyempurnaan yang lebih cermat," ucapnya.

Baca Juga: Masuk Jajaran 10 Besar! Persib Bandung Kalahkan Liverpool JKlub Terbaik Dunia di YouTube

Selain itu, ia pun mengakui hilangnya nama pendiri NU tersebut hingga akhirnya memunculkan kegaduhan akibat kealpaan dari pihaknya.

"Saya mengakui bahwa ini kesalahan. Tapi ya karena kealpaan, bukan kesengajaan. Itu poin yang mau saya tekankan." ujarnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: Twitter @fadlizon

Tags

Terkini

Terpopuler