PR BEKASI – Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi Tjahjo Kumolo mengatakan banyak kehilangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) pintar karena terpapar radikalisme.
Hal itu disampaikan Tjahjo saat menjadi penanggap rilis Lembaga Survei Indonesia (LSI) bertajuk 'Tantangan Reformasi Birokrasi: Persepsi Korupsi, Demokrasi dan Intoleransi di Kalangan PNS', Minggu, 18 April 2021.
Pernyataan Tjahjo Kumolo itu pun mendapatkan tanggapan dari politisi Partai Gerindra Fadli Zon.
Baca Juga: Oknum RT di Bekasi Potong Dana BST, Lurah Jatirangon Berikan Klarifikasi
Fadli Zon mengatakan bahwa pemerintah harus mengevaluasi soal radikalisme.
Fadli Zon curiga bahwa jangan-jangan yang menilai radikalisme tidak paham dengan pengertian sebenarnya dari radikalisme.
“Harus dievaluasi, jangan-jangan yang nilai radikalisme tak mengerti radikalisme itu apa,” kata Fadli Zon sebagaiamana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @fadlizon, Senin, 19 April 2021.
Harus dievaluasi, jangan2 yg nilai radikalisme tak mengerti radikalisme itu apa. Wacana radikalisme bisa membuat prasangka n fitnah tak henti, dijadikan alat bungkam kritik atau refleksi fobia Islam. Ini yg bikin demokrasi RI jeblok ke rangking 102. https://t.co/6M9kCekC87— FADLI ZON (Youtube: Fadli Zon Official) (@fadlizon) April 18, 2021
Baca Juga: Sebuah Asteroid Diprediksi Tabrak Bumi, Ahli: Akan Ada Gelombang Pengungsian Penduduk Dunia ke Asia
Anggota DPR RI itu menyampaikan bahwa wacana radikalisme bisa menjadi prasangka fitnah tak berujung.