Hasil Pemodelan BPPT Menunjukkan Kapal ke Arah Timur, Mungkinkah KRI Nanggala-402 Mati Mesin?

24 April 2021, 10:55 WIB
Hasil pemodelan BPPT menunjukkan bahwa kapal ke arah timur, mungkinkah KRI Nanggala-402 mati mesin? Simak penjelasan berikut. /ANTARA FOTO/Suryanto/nz/rwa

 

PR BEKASI - Upaya pencarian KRI Nanggala-402 masih terus dilakukan hingga saat ini.

Sebelumnya, diketahui bahwa kapal selam TNI AL KRI Nanggala-402 hilang kontak sejak Rabu, 21 April 2021.

Kontak terakhir KRI Nanggala-402 ada di perairan laut bagian utara Provinsi Bali.

Baca Juga: Kepergok Berbuat Mesum di Hotel, WNA Asal Afghanistan Diringkus Satpol PP

Namun, hingga hari ini belum ditemukan. Sehingga, TNI bersama sejumlah pihak masih melakukan pencarian.

Berdasarkan keterangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menunjukkan bahwa dari hasil pemodelan arus laut (pemodelan BPPT), ada kemungkinan kapal selam KRI Nanggala-402 terbawa arus ke timur, yaitu ke perairan yang lebih dalam.

"Melihat dari hasil pemodelan BPPT itu agak ketarik ke arah timur," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho yang dikutip Pikiran-Rakyat.com (PR) dari Antara, Sabtu, 24 April 2021.

Baca Juga: Bangunkan Sahur Pakai Drumband, Rombongan Remaja di Depan Rumah Zaskia Adya Mecca: Kencengin Woy!

Hasil pemodelan BPPT menyertakan berbagai aspek, termasuk faktor mati mesin yang terjadi pada kapal selam KRI Nanggala-402, sehingga tidak adanya tenaga yang menyebabkan kapal selam seperti terombang-ambing mengikuti arus.

"Dia (kapal selam KRI Nanggala-402) mati nih di lokasi hilangnya kontak, dia (kapal selam KRI Nanggala-402) terombang-ambing di lokasi, nah itu akan terbawanya ke arah timur," kata Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho.

Berdasarkan keterangan Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT Djoko Nugroho, KRI Nanggala-402 memiliki daya jelajah untuk kedalaman laut sekira 250-500 meter. Namun, jika kapal menyelam semakin dalam ke lautan, maka kapal akan mendapat tekanan tinggi.

Baca Juga: Soal Ketersediaan Oksigen KRI Nanggala 402, Yudo Margono: Kemarin Hilang Kontak Jam 3, Bisa Sampai Sabtu Jam 3

"Tapi kalaupun sampai 500 meter itu juga tidak bisa terlalu lama, menurut saya karena di situ tekanan itu sudah bisa memengaruhi kondisi dari badan kapal selam itu sendiri," ujarnya.

Pasalnya, jika tekanan yang diterima sudah melebihi kekuatan tekan dari kapal selam, maka yang terjadi adalah masuknya air laut ke dalam tubuh kapal, sehingga kapal selam semakin berat dan semakin turun ke dasar laut.

Djoko Nugroho menuturkan jika kapal selam Nanggala-402 meluncur ke arah timur atau ke arah tenggara dari perairan laut bagian utara Provinsi Bali, maka bisa dipastikan kapal tersebut akan jatuh ke lokasi yang lebih dalam.

Baca Juga: Bantu Myanmar Hadapi Krisis, Para Pemimpin ASEAN Gelar Pertemuan di Jakarta

Baca Juga: Tanda-tanda Keberadaan KRI Nanggala-402 Mulai Ditemukan, TNI: Mudah-mudahan Bisa Segera Dijejaki Posisinya

Tidak sekadar 700 meter, tetapi bisa lebih dalam dari 700 meter, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul, "Ada Kemungkinan KRI Nanggala-402 Mati Mesin, BPPT: Sampai 500 Meter Kondisi Badan Kapal Bisa Tertekan".

"Tapi kalau misalnya tadi bahwa masih punya potensi kapal ini meluncur secara lateral terus semakin ke dalam kalau ke arah timur atau tenggara masuk ke dalam cekungan Bali yang lebih dalam. Tapi kalau dia meluncur ke arah utara ataupun ke arah barat itu semakin dangkal," katanya.

Selain itu, ia menyebutkan dari informasi yang dibacanya di media, kapal selam Nanggala-402 tidak mudah dicari lantaran kapal selam difungsikan untuk tidak mudah dideteksi posisinya oleh musuh dalam bidang pertahanan.*** (Mutia Yuantisya/Galamedia.Pikirab-Rakyat.com)

Editor: Rinrin Rindawati

Tags

Terkini

Terpopuler