Pernah Marah seperti Orang Gila Saat Ingatkan Masalah di KPK, Fahri Hamzah: Otak Kalian Sudah Nggak Mampu!

31 Mei 2021, 14:59 WIB
Fahri Hamzah menyebut pernah mengingatkan masalah di internal KPK yang lebih banyak berkaitan dengan urusan politik dibanding hukum. / Instagram/Fahri Hamzah

PR BEKASI - Wakil Ketua Partai Gelora, Fahri Hamzah menyampaikan bahwa reaksi banyak orang saat ini telah berlebihan menanggapi permasalahan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Fahri Hamzah pun menyebut kalau KPK telah lama menjadi lembaga politik yang penuh dengan intrik persaingan di dalamnya.

"Terus kami rakyat hanya disuguhi opera sabun. Masalah tidak selesai tapi tetap harus tepuk tangan," tuturnya.

Baca Juga: Posisi Harun Masiku Sudah Diketahui Penyidik KPK, Harun Al-Rasyid: Saya Keburu Dinonaktifkan 

"Dulu, saya sampai marah kayak orang gila ngingetin kalian," sambungnya.

Namun ketika itu, masih banyak pihak yang bertepuk tangan, semua akan dianggap lawan jika berbeda pandangan, menurut Fahri Hamzah.

"Sikat aja semua seolah dunia milik kalian saja sendiri," ujarnya.

Mantan Wakil Ketua DPR itu menyebut bahwa negara hukum ini mempunyai dasarnya sendiri tetapi pihak-pihak yang bertepuk tangan itu tak mau mendengarkannya.

Baca Juga: Status ASN Disebut Memperlemah KPK, Refly Harun: Tidak Ada Ceritanya ASN Bertindak Independen 

Akan tetapi, menurut Fahri Hamzah, sudah tiba saatnya drama tersebut untuk berakhir dan harus segera mengintropeksi diri.

Dia menyatakan ada masa seseorang harus tahu diri dan memberikan kesempatan ke generasi baru.

"Kita sudah tua. Otot kalian sudah nggak kuat. Otak kalian sudah nggak mampu di medan itu," ucapnya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @FahriHamzah pada Senin, 31 Mei 2021.

Fahri Hamzah menyebut jika memang ingin berpolitik maka ada 3 medan baru yaitu LSM, media, dan Partai Politik.

Baca Juga: 693 Pegawai KPK yang Lolos TWK Nyatakan Solidaritas, Minta Pelantikan Ditunda 

Dikatakannya ada tempat bagi pribadi-pribadi seperti mereka yang tak mau diatur dan tidak suka dikangkangi aturan.

Fahri pun menyebut tempat tersebut ditujukan bagi mereka yang merasa ingin bebas dan memiliki energi yang besar.

Karena menurutnya, tempat tersebut menempatkan politisi di dunia yang bebas merdeka, menjadi aktivis atau berbisnis. Hal itu lebih cocok karena dunia persaingan dan tidak teratur.

"Di dunia politik orang bersaing untuk menang kadang aturan nomor belakang. Di dunia penegak hukum kita tidak harus menang sebab yg penting tegakkan aturan," katanya.

Baca Juga: Duka Hari Lahir Pancasila di Gedung KPK, Giri Suprapdiono: Kami Tak Berdiri di Karpet Itu Lagi 

Dia menilai, terkadang di dunia penegakan hukum, petugas harus mengakui kesalahan, mengakui jika gagal menemukan alat bukti, atau mengeluarkan SP3.

Fahri mengatakan aturan seperti SP3 yang telah ditolak banyak pihak dan membuat pihak itu merasa pasti benar dan menang.

Bahkan pihak, dikatakan Fahri, tidak saja harus menang tetapi mengharuskan pihak lain kalah dan hancur.

"Inikah yang tidak lumrah di dunia hukum. Ini lumrah di dunia politik," ujarnya.

Baca Juga: Langgar Kode Etik, Penyidik KPK Diberhentikan Tidak Hormat 

"Jangan berpikir “harus ada kami” tidak harus. Semua akan berjalan baik2 saja. Tidak harus ada kita," sambung Fahri Hamzah.

Dia mengingatkan untuk tidak sombong seolah negeri akan hancur jika pihak tersebut tidak ada.

"Dunia ini miliaran tahun umurnya. Ribuan tahun yg ditulis sejarah ya," kata Fahri Hamzah.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler