Pesisir Selatan Jatim Berpotensi Diguncang Gempa 8.7 Magnitudo Hingga Tsunami, BMKG Minta Masyarakat Tak Panik

4 Juni 2021, 14:59 WIB
Ilustrasi. Kepala Badan Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono beberkan soal kabar Pesisir Selatan Jatim berpotensi gempa 8.7 magnetudo hingga tsunami /REUTERS

 

PR BEKASI – Baru-baru ini, Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa pesisir selatan pantai Jawa Timur (Jatim) mempunyai potensi dihantam gempa hingga sebesar 8.7 magnitudo yang dapat menimbulkan gelombang tsunami.

Hasil penelitian BMKG tersebut diketahui telah membuat masyarakat panik karena mereka salah mengartikan laporan tersebut sehingga masyarakat beranggapan bencana tsunami akan terjadi dalam waktu dekat ini

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG Daryono membuat masyarakat untuk tetap tenang dan menyikapi laporan potensi tsunami tersebut dengan kepala dingin.

Lewat akun Twitter pribadinya, Daryono mengatakan seharusnya masyarakat merespon laporan penelitian yang dirilis BMKG tersebut dengan mitigasi, bukan dengan kepanikan dan kegaduhan.

Baca Juga: BMKG: Peringatan Wilayah Ini Akan Alami Gelombang Tinggi dan Hujan Disertai Petir

Gaduh tsunami Jatim, sebenarnya masyarakat tidak perlu panik karena model skenario terburuk itu dibuat utk merancang mitigasi,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari unggahan akun Twitter @DaryonoBMKG, Jumat, 4 Juni 2021.

Dirinya juga menambahkan sampai saat ini belum ditemukan alat maupun teknologi apapun untuk memprediksi kapan terjadinya gempa bumi dan tsunami.

Selain Jawa Timur, Daryono mengatakan potensi gempa bumi dan tsunami tersebut juga berlaku dari seluruh pesisir pantai barat Sumatra hingga Pulau Sumba.

Kapan terjadinya juga tidak ada yang tahu. Jadi respon mitigasi yang dinanti bukan kepanikan, potensi itu sama untuk semua wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, hingga Sumba, bukan Jatim saja,” katanya.

Baca Juga: BMKG: Wilayah Ini Berpotensi Diguyur Hujan Lebat Disertai Angin Kencang

Daryono mengatakan semua daerah Indonesia yang berpotensi dilanda gempa bumi dan tsunami diperlakukan secara sama dan tidak mendapatkan perlakuan istimewa.

Potensi gempa dan tsunami di wilayah barat sumatra, selat sunda, selatan jawa, selatan Bali dan NTB semua sama, tidak ada yang diistimewakan. Yang istimewa adalah mereka yang merespon dengan mewujudkan upaya mitigasi secara konkret,” katanya.

Diketahui, letak Indonesia sendiri berada di antara tiga lempeng aktif dunia sehingga membuat negara kita sebagai salah satu wilayah rawan gempa bumi dan tsunami.

Tiga lempeng aktif dunia tersebut terdiri Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, serta Lempeng Pasifik.

Di indonesia tiap hari terjadi gempa bumi lebih dari 18 kali, untuk magnitudo dibawah 5.5 sebarannya sangat banyak tanpa diprediksi pun muncul sendiri,” katanya.

Terakhir Daryono meminta masyarakat untuk dapat membedakan arti kata potensi dan prediksi sehingga tidak salah mengartikan informasi terkait gempa bumi dan tsunami.

POTENSI: ada bahaya dan ada lokasinya, tetapi kapan terjadinya tidak ada yang tahu. Sedangkan PREDIKSI: ada bahaya, ada lokasinya, dan kemungkinan kapan waktu terjadinya. Mari kita pahami bersama 2 kata ini,” katanya.***

Editor: Rinrin Rindawati

Sumber: Twitter @DaryonoBMKG

Tags

Terkini

Terpopuler