PR BEKASI - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon, menyatakan rasa tidak setujunya terkait rencana PPN sembako.
Penolakan terhadap rencana PPN sembako, disampaikan Fadli Zon selaku Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM).
"Sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM), saya menolak rencana PPN sembako," kata Fadli Zon.
Dia mengungkapkan bahwa banyak warga minang yang memiliki usaha di bidang kuliner di seluruh Indonesia.
Karena itu, sudah pasti mereka yang memiliki usaha rumah makan dan lainnya, akan sangat dirugikan jika rencana tersebut diberlakukan.
"Warga Minang di seluruh Indonesia yang banyak usaha bidang kuliner, rumah makan, dan lain-lain, pasti sangat dirugikan oleh pajak ini," kata Fadli Zon, melanjutkan.
Sementara di sisi lain, pajak yang diberikan untuk mobil mewah malah 0 persen.
"Sementara PPnBM mobil mewah 0 persen. PPN sembako harus ditolak!" katanya, menegaskan, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @fadlizon pada Sabtu, 12 Juni 2021.
Baca Juga: Fadli Zon Desak Jokowi Telepon Raja Salman, Singgung soal Polemik Pembatalan Haji 2021
Sementara itu, anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem, Ahmad HM Ali, juga menyatakan penolakannya terhadap rencana tersebut.
"Fraksi NasDem menolak rencana, usulan Menteri Keuangan soal tarif pajak itu," katanya.
Dia mengatakan akan memperjuangkan jika rencana yang disebutnya berbahaya itu benar-benar diusulkan ke DPR.
"Dari awal, kami tegaskan itu," ujar Ahmad Ali.
Dia menilai, pajak negara dapat ditingkatkan dengan cara lain untuk memperolehnya.
Sebab itu, tak perlu memberlakukan pajak untuk sembako yang berbahaya.
Dia juga menyebut bahwa harga komoditas di internasional juga perlahan sudah mulai membaik.
"Penerimaan dari sisi pabean juga menunjukkan tren positif," ucapnya.
Karenanya, pilihan untuk menaikkan tarif itu diistilahkannya sebagai ppilihan potong kompas semata.
Selain itu, Ahmad Ali menyarankan untuk memperbaiki regulasi guna meningkatkan kepatuhan dan kemudahan menunaikan pajak.
"Sangat tidak bijak menaikkan tarif pajak saat masyarakat sedang berjuang keras mempertahankan sumber dan nilai pendapatannya," katanya.
Dia mengungkapkan kalau nilai pendapatan berkurang, sebab naiknya tarif pajak justru akan mengurang belanja masyarakat.***