Ahli Epidemiologi: Lonjakan Covid-19 Bukan Dampak Mudik Lebaran, Ini Kegagalan Pemerintah

17 Juni 2021, 16:10 WIB
Kepala bidang pengembangan profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyebut lonjakan kasus Covid-19 bukan dampak dari mudik lebaran. /ANTARA/HO-Dokumen Pribadi

PR BEKASI - Kepala bidang pengembangan profesi perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengungkapkan bahwa lonjakan Covid-19 bukan dampak dari mudik lebaran.

Menurut Masdalina, lonjakan tersebut terjadi karena kegagalan cegah-tangkal, yang berakibat masuknya varian India dan Afrika masuk ke Indonesia.

"Lonjakan ini harus disebut kebobolan karena banyak orang masuk ke Indonesia dari luar negeri dengan ketentuan karantina hanya lima hari," katanya.

Baca Juga: Luhut Pandjaitan Sebut Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Mudik: Ini Kesalahan Ramai-ramai

Padahal, lanjut Masdalina, seharusnya ketentuan karantikan dilakukan 14 hari berdasarkan masa optimum inkubasi, dan hal ini juga sudah menjadi standar organisasi kesehatan dunia (WHO).

Kini dirinya mengimbau masyarakat untuk menghentikan sementara aktivitas yang tidak perlu untuk menekan lonjakan kasus Covid-19.

Pasalnya, lonjakan kasus Covid-19 yang berkembang saat ini merupakan varian Delta 1617.2 yang beradal dari India.

Baca Juga: Anies Baswedan Asyik Safari Saat Lonjakan Covid-19, Yunarto Wijaya: Kok Dia Sempet Gimmick Pilpres?

Masdalina mengatakan, lonjakan pasien yang terpapar Covid-19 dalam 10 hari terakhir ini tingkap mutasinya relatif lebih tinggi dari varian sebelumnya.

"Dalam situasi ini sebaiknya tidak boleh ada mobilitas lanjutan, terlebih di bulan depan umat Islam akan merayakat lebaran Idul Adha," kata Masdalina dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Kamis, 17 Juni 2021,

"Sebaiknya dilakukan pengetatan kembali untuk mencegah lonjakan lebih besar," katanya melanjutkan.

Baca Juga: Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi Usai Libur Lebaran, Tempat Isolasi Mandiri Penuh

Varian Delta 1617.2 dari India ini, kata Masdalina memiliki mutasi atau penyebaran yang lebih cepat, walaupun keganasannya relatif lebih rendah.

Masdalina juga mengungkapkan bahwa varian Delta inilah yang menyebabkan hampir empat provinsi di pulau Jawa kini menjadi zona merah.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler