PR BEKASI - Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono turut memberikan tanggapan terkait pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani, yang yakin bisa membayar utang negara asalkan rakyat patuh bayar pajak.
Arief Poyuono merasa heran dengan pernyataan Sri Mulyani tersebut. Pasalnya, saat ini banyak warga yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19, sehingga pasti kesulitan membayar pajak.
"Lah ekonomi ke depan gimana Mbak? Kalau pulih normal, baru warga negara banyak yang bayar pajak. Lah iki akibat Covid-19 banyak yang gulung tikar dan kehilangan pekerjaan loh," kata Arief Poyuono, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @bumnbersatu, Kamis, 26 Agustus 2021.
Meski demikian, Arief Poyuono menilai pernyataan Sri Mulyani tersebut adalah hal yang wajar, karena utang yang diambil Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah untuk kepentingan rakyat.
Sehingga hal yang wajar, jika rakyat juga ikut membantu membayar utang dengan disiplin membayar pajak.
"Karena utang yang diambil @jokowi, rakyat yang menikmati. Dari pengunaan utang, maka rakyat harus membayar dengan disiplin bayar pajak," ujar Arief Poyuono.
Arief Poyuono lantas mengimbau rakyat untuk disiplin membayar pajak, jika pendapatannya masih cukup untuk belanja dan bayar pajak PBB.
"Kalau pendapatannya enggak cukup bayar utang, ya Kang Mas @jokowi harus berani kemplang utang atau cari utang baru lagi untuk nutup utang. Gampang kan, yang penting utang untuk rakyat Indonesia bukan untuk foya-foya," ujar Arief Poyuono.
Arief Poyuono juga meminta Jokowi tak ragu mengambil utang baru, selama Indonesia masih diberi kepercayaan oleh pihak yang memberikan pinjaman.
"Pokoknya kalau masih ada yang mau ngasih utang ke negara kita, jangan ragu Kang Mas @jokowi, kita tarik aja terus utang," ujar Arief Poyuono.
"Paling kalau kita enggak bisa bayar, kita minta moratorium utang aja, kayak yang pernah dilakukan Argentina dan Mexico. Enggak gampang loh dipercaya ngutang, yang penting utang aja," sambungnya.
"Seperti KTA (Kredit Tanpa Agunan) dan Kartu Kredit, pokoknya selama dikasih utang, kita ambil. Wong negara utang untuk rakyat kok dan enggak ada debt collector kok yang datang ke rumah Kang Mas Jokowi," tutur Arief Poyuono.
Terakhir, Arief Poyuono mengimbau semua pihak tak perlu permasalahkan utang negara yang semakin besar, selama utang tersebut dipergunakan untuk membangun negara dan membantu rakyat.
"Persoalan utang negara yang sudah banyak enggak perlu dimasalahkan ya, yang penting utang untuk membangun, untuk bansos, PKH, dan lain-lain," ujar Arief Poyuono.***