PR BEKASI - Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Buya Syafii Maarif meminta pemerintah untuk menunggu kelompok Taliban membuktikan janjinya-janjinya.
Menurut Buya Syafii Maarif, setelah Taliban membuktikan janjinya untuk bersikap inklusif dan moderat, barulah pemerintah memutuskan untuk mengakui kepemimpinan kelompok tersebut di Afghanistan.
"Kita 'wait and see' dulu. Katanya mau berubah tapi kan belum tampak buktinya. Kita tunggu bukti dulu," kata Buya Syafii Maarif di Perumahan Nogotirto, Sleman, Jumat, 3 September 2021, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
Baca Juga: Inul Daratista Kesal Netizen Bully dan Boikot Saipul Jamil: Dia Sudah Sekolah, Biarkan Dia Eksis
Buya Syafii Maarif berharap aksi brutal Taliban saat berkuasa di Afghanistan pada 1996 sampai 2001 jangan sampai terulang kembali, terutama pengekangan terhadap hak-hak perempuan.
"Pengalaman tahun 1996 sampai 2001 itu parah, parah sekali. Anak perempuan tidak boleh keluar rumah, tidak boleh sekolah, pembunuhan, genosida, dan itu tidak karuan," kata Buya Syafii Maarif.
Menurutnya, saat Taliban berkuasa selama lima tahun, Taliban telah memunculkan citra buruk terhadap Islam.
"Taliban membawa keping neraka ke muka bumi. Semestinya kalau yang dipakai Islam harus membawa keping surga di muka bumi," kata Buya Syafii Maarif.
"Jangan dibalik-balik gitu. Orang yang tidak paham Islam itu menarik (kesimpulan) ini Islam, repot. Islam tidak seperti ini," sambungnya.
Buya Syafii Maarif menilai, janji Taliban untuk menampilkan wajah yang berbeda dengan saat kelompok itu berkuasa pada dua dekade silam tidak mudah untuk direalisasikan.
Seperti diketahui, janji-janji Taliban di antaranya akan menghormati hak-hak perempuan, memberi kesempatan pendidikan, dan menciptakan kondisi bagi mereka untuk bekerja.
"Mengubah ideologi, tindakan itu tidak mudah. Kalau bisa berubah syukurlah," ujar Buya Syafii Maarif.
Terakhir, Buya Syafii Maarif meminta pemerintah mewaspadai bangkitnya kelompok teroris di Indonesia seiring kemenangan Taliban.
"Tentunya yang beraliran keras ini gembira, kita lihat saja. Indonesia harus waspada, terorisme itu musuh-musuh kemanusiaan," ucapnya.
"Walaupun mengatasnamakan agama dan Tuhan, tapi itu jelas pembajakan terhadap agama dan Tuhan. Apa pun mereka, komat-kamit membaca zikir, seperti itu gak bisa dipercaya," tutur Buya Syafii Maarif.***