Cegah Panic Buying Kembali Pascapenetapan Bencana Nasional, Anies Baswedan Batasi Penjualan Toko Retail

15 Maret 2020, 17:17 WIB
ILUSTRASI toko retail yang akan dibatasi stoknya guna mencegah kelangkaan.* /Antara/

PIKIRAN RAKYAT - Beberapa waktu lalu, usai Presiden Jokowi mengumumkan kasus virus corona pertama di Indonesia, masyarakat di Jabodetabek langsung memenuhi pusat perbelanjaan.

Media sosial ramai menceritakan foto antrean panjang di supermarket di berbagai daerah, terutama di Jakarta. Masyarakat tumpah ruah untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, masker, hand sanitizer, hingga bahan baku jamu.

Akibatnya, terjadi kelangkaan masker dan hand sanitizer di mana-mana. Jika ada pun, harga sudah meroket dengan tidak wajar.

Kenaikan aktivitas belanja itu dikenal dengan istilah panic buying atau membeli barang dalam jumlah banyak karena panik atas suatu peristiwa tertentu.

Baca Juga: Wisatawan Mancanegara Turun Drastis Akibat Virus Corona, Wishnutama Pilih Prioritaskan Perlindungan Masyarakat 

Rasa panik itu ditimbulkan karena masyarakat takut akan penyebaran virus corona. Seperti yang diketahui di Indonesia angka kasus positif virus corona semakin meningkat.

Panic buying tidak hanya terjadi di Indonesia. Beberapa pekan sebelumnya, panic buying telah melanda negara-negara lain yang telah terkonfirmasi memiliki positif virus corona.

Di negara maju seperti Amerika Serikat pun sempat terjadi panic buying di berbagai supermarket.

Untuk mencegah terjadi lagi panic buying terutama di Indonesia, dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari Antara pada 15 Maret 2020, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan pihaknya akan membatasi penjualan pangan di toko-toko retail di Jakarta.

Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Pemkab Bekasi: Ujian Nasional Resmi Ditunda 

"Hari ini Asosiasi Pedagang Retail menerapkan pembatasan penjualan untuk mengendalikan belanja berlebih yang dapat mengubah stabilitas pasar ketika ada perilaku belanja yang berubah secara drastis atau 'panic buying'. Ini kita sepakati," kata Anies.

Anies juga mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu sering untuk pergi ke pusat perbelanjaan jika tidak dalam keadaan yang genting. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, hal tersebut terdapat dalam surat edaran.

Pemberlakuan pembatasan penjualan di toko retail untuk menjaga stok bahan pangan disebutkan Anies berlaku mulai Minggu ini.

"Pembatasan penjualan diberlakukan hari ini, secara langsung," ujarnya.

Baca Juga: 2 Pasien Virus Corona Ditemukan di Kabupaten Bekasi, Eka Supria Atmaja Imbau Masyarakat Tidak Lakukan Aktivitas di Keramaian 

Anies mengatakan pihaknya tidak mungkin untuk menutup pusat perbelanjaan karena stok pangan memang masih perlu didistribusikan dari toko-toko retail itu.

Selain toko retail, stok pangan dipastikan aman oleh Bulog dan tiga BUMD DKI yang bergerak di bidang penyediaan pangan.

"Alhamdulillah stok pangan Jakarta cukup baik kita mendapatkan laporan dari Bulog bahwa bahkan jika sampai tidak ada pasokan dalam beberapa waktu ke depan saat ini ada masih ada 320.000 ton beras. Tanpa pasokan kita bisa bertahan selama dua bulan," kata Anies.

Upaya pemerintah, selain melakukan pembatasan penjualan untuk bahan pangan, Pemprov DKI Jakarta juga mengeluarkan pernyataan bahwa Ibu Kota seharusnya sudah membatasi akses warga dari luar daerah.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Anies Baswedan Keluarkan Aturan Baru dalam Acara Pernikahan 

Meski demikian Pemprov DKI harus berkoordinasi dengan tim gugus penanganan virus corona dari Pemerintah Pusat untuk melakukan pembatasan itu.

"Kami tidak bisa memutuskan sendiri, tapi harus dikonsultasikan dengan Kepala BNPB dalam penanganan Virus Corona," kata Anies.

Hal ini juga sebagai langkah antisipasi untuk mencegah fenomena panic buying kembali setelah Gugus Tugas Penanganan Virus Corona menyatakan kondisi saat ini sebagai bencana nasional non alam.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler