Demi Kuliah Online, Mahasiswa Mendaki Gunung demi Dapatkan Sinyal

7 Mei 2020, 14:35 WIB
SALAH satu mahasiwa asal Makassar terlihat sedang belajar di atas perbukitan.* /Instagram @makassar_iinfo/

PIKIRAN RAKYAT - Ketika perayaan hari pendidikan nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim kaget dengan adanya sejumlah kendala yang dilaporkannya mengenai kondisi pelajar di Indonesia saat menghadapi kuliah daring.

Mulai dari masalah listrik hingga jaringan sinyal yang sudah pasti menghambat interaksi belajar jarak jauh secara daring imbas dari imbauan belajar dari rumah.

Hal ini juga dirasakan oleh sejumlah mahasiswa yang terpaksa harus mengikuti kuliah daring setelah perguruan tingginya memutuskan untuk meliburkan aktivitas perkuliahan reguler di kampus.

Awalnya penggunaan teknologi video telekonferensi dari berbagai aplikasi membuat aktivitas perkuliahan daring menjadi terkesan mudah bagi sebagian orang yang memiliki akses internet.

Baca Juga: Ilmuwan Jerman Temukan Antibodi yang Cocok untuk Memblokir Virus Corona Lebih Jauh 

Namun faktanya, hal ini dirasakan berbeda oleh beberapa mahasiswa di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan yang terpaksa harus pergi ke bukit atau dataran tinggi hanya demi mendapatkan sinyal untuk melancarkan kuliah online mereka.

Alasannya sederhana, mengingat sulitnya sinyal provider yang kurang bagus di wilayahnya sehingga bisa menghambat kuliah online yang dilakukan oleh para mahasiswa tersebut.

Berita tentang mahasiswa di Makassar yang berjuang demi bisa kuliah online diberitakan oleh akun Twitter Forza Bintang Wirayasa yang mengunggah beberapa foto pada Rabu, 6 Mei 2020 dengan narasi berikut.

"Perjuangan mahasiswa/i untuk kuliah online. Mencari sinyal saja sebuah perjuangan. Mereka harus ke area perbukitan atau titik tertentu untuk mendapatkan signal agar bisa online," twit Bintang tersebut.

Baca Juga: Garuda Indonesia Kembali Layani Penerbangan, Calon Penumpang Diminta Lengkapi Persyaratan 

SEJUMLAH mahasiswa di Kabupaten Luwu menantang maut demi mencari sebuah sinyal untuk mendukung kuliah online yang dijalankannya.*

Dalam sebuah unggahan di akun Instagram Makassar_iinfo, yang pertama kali mengunggah informasi tersebut menjelasakan bahwa mereka hanya menyampaikan keluhan dari para mahasiswa tersebut.

Sebab mereka yang khususnya berada di daerah pelosok di mana belum ada jaringan untuk mengikuti perkuliahan harus melakukan pendakian setiap hari ke gunung sejauh kurang lebih 7 kilometer dan ditempuh dalam waktu 1 sampai 2 jam dalam keadaaan sedang berpuasa.

Adapun alamat dari para mahasiswa ini berada di Desa Rante Alang Dusun Salu Lompo, kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Video Penampakan Kuntilanak di Rumah Sakit Galang Batam, Simak Faktanya 

Informasi ini juga disampaikan berdasarkan keterangan dari perwakilan mahasiswa dari universitas Cokroaminoto Palopo, IAIN Palopo, IAIN pare pare, STIMIK Akba makassar, dan polimarim AMI Makassar.

"Kami sebagai mahasiswa yang mengalami ini sangat merasakan kesulitan setiap harinya, ditambah lagi tugas-tugas yang menumpuk. Apa lagi untuk mengerjakan tugas di atas gunung tidak ada alat bantu seperti meja ataupun pengalas untuk menulis," kata narasi dalam foto tersebut.

Kondisi lingkungan di tempat mereka sangat tidak mendukung untuk mengikuti perkuliahan. Para mahasiswa tersebut sangat berharap diberikan solusi atas apa mereka rasakan.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler